Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kendala dalam Produksi Film Berbasis Komunitas

25 Mei 2017   21:44 Diperbarui: 26 Mei 2017   00:28 4385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Biaya Produksi.

Biaya produksi tidak akan menjadi masalah jika telah dicover oleh seorang produser.
Dalam konteks produksi film berbasis komunitas, biaya menjadi faktor yang cukup significant.

Biaya produksi bisa menjadi kendala, jika sebuah konsep dan naskah film 'menuntut' untuk dipenuhi sesuai dengan idealismenya, sedangkan realitas dana yang ada masih kurang. Dalam hal ini peran seorang Produser dan Pimpinan Produksi menjadi sangat penting. Peran mana yang bisa mengkompromikan antara kebutuhan naskah, keinginan sutradara dan realitas dana yang tersedia.

Misalnya, penggunaan equipment. Seorang Pimpro dan Unit Manajer harus mempetakan mana alat yang milik komunitas (tanpa harus menyewa atau dengan menyewa tapi dengan biaya murah), dan mana alat yang harus disewa dengam biaya standar. Sehingga akan kelihatan penghematan yang bisa dibuat.

Menyewa dengan biaya standard pun sangat mungkin untuk dinegosiasikan dengan pihak persewaan alat. Bisa pertimbangan kerjasama produksi (sebagai sponsor), atau durasi shootingday yang bisa memungkinkan mendapatkan potongan harga dari tempat persewaan alat.

Demikian juga kebutuhan property. Apalagi dengan konsep naskah film dengan setting tertentu atau setting waktu/era tertentu, tentu membutuhkan set property, bahkan kostum/wardrobe tertentu sesuai dengan naskah. Tim film, dalam hal ini Art Director harus bisa kompromi dengan Sutradara dan sekaligus menyiasati kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sehingga bisa dilakukan penghematan.


Pola ini juga bisa diterapkan pada kebutuhan-kebutuhan akomodasi dan transportasi yang menjadi kewajiban unit manajer. Kebutuhan penginapan, konsumsi dan transportasi bisa dengan pola di atas.

Misalnya, di lokasi shooting yang cukup jauh dan tidak ada rumah makan yang tersedia, bisa diupayakan penyediaan konsumsi oleh penduduk setempat atau masak sendiri. Ini bisa dibandingkan jika harus pesan catering. Upaya penyediaan konsumsi bisa dibandingkan, mana yang lebih hemat bisa dijadikan pilihan.

Langkah-langkah tersebut bisa untuk referensi sekaligus bahan analisa untuk upaya penghematan dalam produksi sebuah film.

3. Pengaturan Jadwal Shooting.

Sekilas masalah ini sepele. Namun ketika kita melibatkan banyak personel, baik kru, talent dan pihak-pihak lain, pengaturan jadwal menjadi persoalan yang cukup berarti (significant). Karena setiap personel mempunyai kepentingan masing-masing yang kadang-kadang sulit untuk disinkronkan. Apalagi menyangkut artist atau talent yang sangat sibuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun