Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alihkan Perhatianmu !!!

7 Mei 2009   22:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:10 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajang pertarungan para pelaku pemilu (partai/caleg) dalam Pileg yang baru kemarin berlalu sudah tinggal menunggu hasil, sebelumnya pada saat masa-masa berkampanye sungguh sangat menyita perhatian kita semua akan aksi para caleg yang mengumbar janji-janji "manis" akan perbaikan nasib bangsa ini dan masalah Daftar Pemilih Tetap yang semrawut sehingga banyak masyarakat kehilangan hak pilihnya dalam Pileg kemarin. Setelah hiruk pikuk pemberitaan media terhadap Pileg, saat ini yang lagi ramai dibicarakan dan dipublikasi media tentang Pilpres yang tak kalah ramainya dengan Pileg.

Akan tetapi, tiba-tiba perhatian kita tertuju langsung kepada masalah wabah flu meksiko (flu babi) yang menjadi pandemi dan merupakan wabah menakutkan setelah flu burung dan SARS yang terjadi di Asia, Pemberitaan yang dilakukan oleh media tentang wabah flu meksiko ini tidak terlalu masif walaupun sempat menyita perhatian kita. Yang lebih mengagetkan lagi ketika mendengar kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, direktur Putra Rajawali Banjaran yang pelakunya adalah seorang "striker" (istilah pemain depan dalam sepak bola) dari komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar "AA" (ketua KPK) yang tugasnya menangkap para koruptor di negeri ini, akan tetapi kali ini ia lah yang ditangkap oleh kepolisian Indonesia karena diduga sebagai "dalang" intelektual atas pembunuhan Nasrudin.

Atas pemberitaan media, bahwa hal ini dipicu oleh perselingkuhan Antasari Azhar (AA) dengan seorang caddy (pemandu golf) yang bernama rani. Rani merupakan istri simpanan Nasrudin dari hasil nikah siri yang mereka lakukan, terlepas dari kronologis kasus tersebut, secara tak sengaja perhatian kita yang tadinya tertuju pada hawa panas Pemilu 2009 teralihkan kepada pemberitaan yang masif dari media.

Saat ini bahkan kita hampir lupa bahwa kita sedang mengadakan pesta demokrasi. Pengalihan perhatian masyarakat ini sebenarnya dapat disengaja (terkoordinir) maupun secara tak disengaja (spontan). Maksud pengalihan yang disengaja yaitu pengalihan perhatian yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan maksud agar masyarakat mengurangi bahkan melupakan perhatiannya terhadap pemberitaan yang dapat merugikan dirinya atau kelompoknya, seperti beberapa waktu lalu ketika kebijakan pemerintah untuk menaikkan BBM pertama kalinya semasa pemerintahan SBY sehingga merespon masyarakat untuk melakukan aksi penolakan, akan tetapi pada saat yang bersamaan pula mencuatnya kembali masalah Blok Ambalat yang menjadi perseteruan antara Malaysia dan Indonesia.

Dan yang dimaksud dengan pengalihan perhatian spontan, merupakan pengalihan perhatian masyarakat akan hal yang tadinya menjadi pemberitaan dan pembicaraan hangat di masyarakat secara tiba-tiba teralihkan dengan pemberitaan dan pembicaraan hangat lainnya yang lebih menarik dan lebih layak mendapatkan perhatian. Pengalihan perhatian semacam ini adalah murni dari respon masyarakat tanpa ada yang mengatur atau mengkoordinir.

Semua itu juga tak lepas dari peran media yang menjadi ujung tombak dalam informasi. Kondisi pengalihan perhatian ini terjadi pada balakangan ini, yang tadinya masyarakat Indonesia secara rutin memperhatikan dan mengamati tentang berjalannya Pemilu 2009, tiba-tiba teralihkan perhatiannya pada kasus wabah flu meksiko dan yang lebih masif lagi tentang keterlibatan Antasari Azhar dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

Yang menjadi pertanyaan apakah beralihnya perhatian masyarakat kita sekarang, disebabkan oleh perbuatan seseorang atau kelompok dalam hal ini pemerintah sehubungan kasus DPT yang masih ricuh atau merupakan respon masyarakat secara alami ???
NuruL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun