Mohon tunggu...
Nurul Komariyah
Nurul Komariyah Mohon Tunggu... -

18 y.o

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Mengenali Anak Melalui Kesibukannya

28 April 2015   20:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada banyak sikap ataupun yang ditunjukan orang tua ketika melihat anaknya mulai sibuk dengan permainan yang baru dia kenal. Seperti melarang, senang dan acuh. Melarang merupakan hal yang pasti dilakukan orang tua pada anaknya tetapi, melarang dalam konteks mengenali kesibukan anak dalam bermain ini tidak begitu dianjurkan. Dalam buku menyelami Perkembangan manusia yang ditulis oleh Diane E. Papalia dan Ruth Duskin Feldman walaupun permainan yang dimainkan anak dilihat hanya sekedar bermain dan tidak tampak tujuan yang jelas nantinya, tetapi bermain memiliki fungsi saat ini dan jangka panjang bagi anak ( Bjorklund & Pellegrini 2002; P. K. Smith, 2005b). bermain merupakan hal penting bagi kesehatan perkembangan tubuh dan otak anak, lewat bermain juga anak bisa menggunakan imajinasinya sendiri untuk ikut serta pada kehidupan di lingkungan sekitarnya. Melalui bermain juga anak bisa merangsang perasaannya, melatih otot-ototnya mengoordinasikan antara mata dengan gerakannya, serta manfaat lainnya.

Gaya bermain anak diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan yaitu bermain fungsional, bermain konstruktif, bermain dramatis, dan permainan formal dengan aturan. (Menyelami Perkembangan manusia yang ditulis oleh Diane E. Papalia dan Ruth Duskin Feldman)

1.Bermain fungsional merupakan tingkat bermain yang paling sederhana bagi anak usia dini. Dapat kita lihat pada anak, adik atau saudara kita yang lain ketika mereka berusaha menggerakan otot-otot mereka dengan cara memegang sesuatu kemudian melemparnya lalu mengambilnya lagi dan terus berulang-ulang.

2.Bermain konstruktif atau bisa disebut dengan bermain objek. Pada tahap ini anak akan belajar dengan objek atau materi lalu membuatnya menjadi bentuk lain dari bahan tersebut. Misalnya ketika anak diberikan rayon untuk menggambar.

3.Bermain Dramatis atau bisa disebut permainan fantasi dan imajinatif. Permainan ini melibtkan emosi, bahasa, imajinasi dan perilaku sensomotorik anak.

4.Bermain formal dengan aturan merupakan permainan yang didalamnya terdapat prosedur tertentu. Pada tahap permainan ini, kebanyakan anak sudah memasuki tahap pra sekolah, sehingga tidak banyak anak yang mempunyai waktu bermain seperti tingkat permainan sebelumnya sebelumnya. Anak pra sekolah yang mengikuti program TK (Taman Kanak-kanak) dengan waktu sehari penuh akan mangurangi waktu untuk anak bermain bebas

Oleh karenanya orang tua diharapkan dapat memberikan anak waktu, dimana mereka bisa bebas mengekspresikan imjinasi mereka lewat bermain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun