Mohon tunggu...
Nurul Hanifah
Nurul Hanifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Menulis adalah pelarian. Pelarian yang membuatku terlalu nyaman dengannya dan tak ingin beranjak darinya :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rehat

23 Januari 2021   08:26 Diperbarui: 23 Januari 2021   08:36 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Flickr.com

Aku hanya tak mampu berkata. Rasa menolak itu tentu ada. Namun sepertinya jalan ini yang lebih baik. Sudah sebulan ini, hubunganku dengan Al tak lagi jalan. Selalu berdebat, bahkan hanya untuk masalah sepele dan diam beberapa hari menjadi ujungnya.
***

Derrr…
Suara halilintar mengagetkanku. Membawaku kembali dari lamunan yang entah sudah berapa lama. Membuatku sadar kembali. Seperti halilintar dan petir sedang mencari mangsanya. Aku hanya tak tahu.

Drt drt drt..

Handphoneku bergetar. Satu pemberitahuan pesan muncul di layar. Dari Al.

Hai An :)

Sapaan yang tak asing untuk kupandang. Itu sapaan yang sama dari 3 tahun yang lalu.

Iya Al.
Kau tau, penelitianku berhasil masuk 3 besar lomba kemarin.

Oh ya?

Hujan telah berganti gerimis. Halilintar dan petir pun sudah berdamai. Tak lagi bersautan. Dua insan telah menjadi sibuk. Entah seberapa kilometer jarak mereka, rasanya hati mereka telah kembali dekat. Dalam balutan angin sore yang dingin. Dua hati itu memutuskan untuk berkawan. Mencoba memahami satu sama lain kembali. Memendam ego masing-masing. Tangis yang satu tahun lalu telah tumpah menjadi jejak hubungan mereka kala itu. Mereka memutuskan untuk menjelajahi hidup masing-masing hingga suatu ketika angin membawa mereka untuk bertemu kembali.
***

Terkadang rehat menjadi solusi atas hubungan yang keras. Bukan karena menyerah untuk berjuang. Namun sejenak mendamaikan hati dan pikiran yang terlalu terluka. Hingga nantinya waktu yang akan mempertemukan kembali. Entah itu dengan dia yang pernah singgah atau hati lain yang memutuskan untuk singgah dan menetap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun