Mohon tunggu...
Nurul Dwi Larasati
Nurul Dwi Larasati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Hiking enthusiast, blogger, movie lover

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Nge-Trip Lebih Seru Ke-5 Kampung Wisata di Kota Bogor (Part 1)

29 Oktober 2022   00:18 Diperbarui: 29 Oktober 2022   13:27 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipandu oleh teh Dina yang mengantarkan rombongan Koteka ke sebuah kelenteng tertua di kota Bogor yaitu Phan Ko Bio atau Vihara Mahabrahma. Saya seperti de Javu, karena pernah datang ke kelenteng ini beberapa tahun silam bersama komunitas traveler juga. 

Saat tiba di kelenteng, kami disambut oleh atraksi Barongsai dari pemuda setempat. Serasa lagi merayakan Tahun Imlek aja. Setelah pertunjukkan Barongsai usai, kami dipersilakan masuk ke dalam kelenteng. 

Situasi di Kelenteng Phan Ko Bio
Situasi di Kelenteng Phan Ko Bio

Di dalam kelenteng sudah disediakan kursi plastik dan beberapa narasumber menceritakan tentang Pulo Geulis dan Kelenteng Phan Ko Bio. Pak Chandra sebagai pengurus kelenteng mengatakan bahwa ada perbedaan antara vihara dan kelenteng. 

Vihara adalah tempat ibadah umat Buddha dan memiliki waktu tertentu untuk sembahyang, sedangkan kelenteng merupakan tempat berdoa bagi siapa saja tidak mengenal apa keyakinannya dan tak terbatas waktunya. Toleransi terlihat di dalam kelenteng ini. Buktinya ada satu ruang kecil untuk sholat bagi umat muslim yang terdapat petilasan Uyut Gebok dan Eyang Sakee.

Di kelenteng Phan Ko Bio ada beberapa dewa dan dewi yang disembah salah satunya Dewi Kwan Im yang dianggap sebagai dewi welas asih. Pasti inget dong sama tayangan film Sun Go Kong yang mencari kita suci ke Barat. Tiap altar terpajang beberapa air mineral, dupa dan sesajen lainnya. Kelenteng ini didominasi oleh warna merah. 


Kelenteng Phan Ko Bio pertama kali ditemukan oleh Abraham Van Riebeeck pada tahun 1703. Beliau adalah gubernur jenderal Hindia Belanda ke-18. 

Duduk di samping kiri Pak Chandra ada kak Mona yang merupakan keturunan dari Abraham Van Riebeeck. Ia juga menambahkan bahwa kelenteng ini dulunya sebagai persinggahan Prabu Siliwangi Kerajaan Pajajaran. Terbukti kalau kelenteng Phan Ko Bio sudah ada sejak berabad-abad lalu dengan bermukimnya batu besar megalitikum di dalam.

Foto dulu sama Barongsai Kelenteng Phan Ko Bio. Dok.foto @mirahabibah_28
Foto dulu sama Barongsai Kelenteng Phan Ko Bio. Dok.foto @mirahabibah_28

Tak ketinggalan Pak Hamzah selalu ketua RW Kampung Pulo Geulis menceritakam bagaimana para warganya bisa saling toleransi di tengah perbedaan. Kalau ada perayaan Lebaran warga Tionghoa ikut membantu, kalau ada acara Cap Go Meh atau Tahun Baru Imlek, warga lainnya ikut membantu. Bukan cuma cantik nama lampunya, tapi sikap dan wujud bermasyarakatnya juga cantik. 

Waktu semakin siang dan matahari mulai menusuk kulit. Masih ada 3 destinasi kampung wisata lainnya yang harus dikunjungi. Kampung apa saja? Baca di artikel part 2 ya. Sambil mengisi perut dan tambah tenaga, beberapa teman membeli camilan jajanan yang dijual oleh ibu-ibu setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun