Oleh :
Syamsul Yakin dan Nurul El Sahira Choiry
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Â
Sasaran dakwah adalah Rahmatan Lil 'Alamin. Bukan hanya untuk orang muslim, mukmin, dan muhsin saja. Sasaran dakwah Rahmatan Lil 'Alamin adalah umat manusia. Hal seperti misi dakwah Nabi saw. yang terungkap di dalam Al-Qur'an. "Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (QS.Al-Anbiya [21]:1070). Ayat ini sangat tegas bahwa dakwah Nabi saw adalah untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam atau Rahmatan Lil 'Alamin.
Diksi "rahmat" dalam konteks ini dapat berarti bahagia. Artinya manusia yang mengikuti dakwah Nabi saw. mereka akan merengkuh kebahagiaan. Sebaliknya, mereka yang menolak akan mendapatkan kerugian, melarat, serta tidak selamat. Rahmat ini sejatinya dapat dinikmati juga oleh bangsa jin. Karena diksi "alam" dalam konteks ini dalam bentuk plural yang menyasar alam secara keseluruhan. Jadi sasaran dakwah Nabi saw adalah bangsa manusia dan jin.
Konsep Rahmatan Lil 'Alamin menekankan bahwa Islam tidak hanya ditujukan untuk umat muslim, tetapi juga untuk seluruh manusia dan makhluk hidup. Hal ini mencerminkan nilai-nilai universal yang mendasari ajaran Islam, seperti keadilan, toleransi, dan kasih sayang. Dalam konteks ini, dakwah harus dilakukan dengan pendekatan yang humanis dan kontekstual, sehingga dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama.
Sasaran dakwah ini mencakup penyebaran kasih sayang di antara sesama manusia dan terhadap alam, penciptaan keadilan sosial yang menghormati hak setiap individu, serta pendidikan yang mencerahkan masyarakat tentang nilai-nilai Islam yang benar. Selain itu, dakwah Rahmatan Lil 'Alamin juga menekankan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap alam dan semua makhluk hidup. Dalam konteks globalisasi, dakwah ini juga mengajak untuk menjalin dialog antaragama guna membangun pemahaman dan kerjasama dalam menciptakan perdamaian dunia.
Nabi saw. diamanahkan untuk mengemban misi ini karena beliau adalah orang yang paling mulia sifatnya. Seperti integritas beliau yang kuat untuk memberi petunjuk dan hidayah agar manusia selamat dari siksa kelak di akhirat. Allah memberi informasi, "Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu" (QS.Al-Ahzab [33]: 21). Sementara yang Nabi saw. katakan bukan atas dasar hawa nafsu. "Dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur'an dan penjelasannya) berdasarkan hawa nafsu-nya). Ia (Al-Qur'an) tidak lain, kecuali wahyu yang disampaikan (kepadanya)" (QS.Al-Najm [53]: 3-4).
Kalau dikatan bahwa dakwah Nabi saw. adalah rahmat bagi manusia, seperti apakah rahmat tersebut bagi orang kafir?. Dakwah yang diemban Nabi saw. bukan untuk membinasakan orang kafir yang menolaknya. Pada masa para nabi sebelum beliau, mereka yang menolak dakwah para nabi langsung dibinasakan oleh Allah dengan beragam macam siksa yang membuat mereka mati. Orang kafir pada masa Nabi saw. mersakan aman, terbebas dari kutukan dan siksa dari Allah di dunia.