Mohon tunggu...
NURUL AINI
NURUL AINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

@ainin.nr

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Warga Pekuncen, Kita Cegah Stunting

27 Januari 2022   20:31 Diperbarui: 27 Januari 2022   20:34 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BERSAMA WARGA PEKUNCEN, KITA CEGAH STUNTING

(Kelurahan Pekuncen Kecamatan Wiradesa Kab Pekalongan)

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Angka kejadian stunting sering terjadi pada balita khususnya balita berumur kurang dari 2 tahun. Salah satu tindakan yang bisa menurunkan stunting pada balita adalah dengan memenuhi status gizi balita . 

Kelurahan pekuncen merupakan salahsatu kelurahan yang ada di wilayah kecamatan wiradesa kabupaten pekalongan.Dengan kondisi wilayah yang terdiri dari pemukiman padat penduduk. Kelurahanpekuncen terbagi menjadi 3 dukuh, 10 RW dan 45 RT. Di kelurahan pekuncen initerletak di pinggiran jalan pantura ahmad yani. Di kelurahan pekuncen kecamatanwiradesa kabupaten pekalongan ini terdapat sekitar 1.700 kepala keluarga,dengan latar pendidikan yang berbeda beda. Pendidikan di kelurahan pekuncen inisendiri dominan lulusan SD dan SMP dan dominan bekerja sebagai buruh.

Derajat kesehatan masyarakatkelurahan pekuncen kecamatan wiradesa tidak ada yang mengalami gizi buruk dalamsatu tahun terakhir ini. Untuk imunisasi dalam kondisi yang baik karenasebagian besar balita di kelurahan pekuncen sudah mendapatkan imunisasi sepertipolio, BCG, hepatitis B, DPR-HB 3 kali, dan campak serta sudah mendapat kapsulvitamin A. cakupan pemenuhan kebutuhan hidup untuk akses air minum dan sumurtermasuk dalam kondisi yang baik karena mayoritas masyarakat sudah memilikisumur atau pam sendiri. Jarak dari desa pekuncen sampai ke puskesmas wiradesacukup dekat hanya memerlukan waktu 15 menit dengan standar menggunakankendaraan montor serta pelaksanaan posyandu di seluruh pos posyandu berjalandengan rutin dan baik dengan pelaksanaanya bersama dengan bidan desa.

Dengan adanya kegiatan PBL (PraktekBelajar Lapangan) Universitas Pekalongan Prodi Kesehatan Masyarakat, mahasiswatelah melakukan serangkaian kegiatan untuk menanggulangi stunting di kelurahanpekuncen kecamatan wiradesa. Universitas Pekalongan (Unikal) sendiri adalahsekolah perguruan tinggi yang berdiri sejak tahun 1980, Universitas Pekalonganini berada di kawasan kota pekalongan tepatnya di Jl. Sriwijaya No. 3, Bendan,Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Unikal saat ini telahmemiliki 8 (Delapan) fakultas dengan 15 (lima belas) program studi, dan 1 (satu)program profesi.

Kegiatan ini dilaksanakan di desa Pekuncen Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan, dengan metode pelaksanaan door to door atau dari rumah ke rumah.Dalam pelaksanaan kegiatan ini mahasiswa mengkaji adanya stunting di masyarakatdengan mendatangi rumah orangtua balita satu persatu dan mengidentifikasiadanya stunting dengan membimbing orangtua balita mengisi kuesioner yang telahdi sediakan. Dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengundangkerumunan maka dari itu mahasiswa menggunakan strategi pelaksanaan mendatangirumah satu per satu rumah warga yang memiliki balita khususnya kepada balitayang mempunyai resiko terkena stunting seperti tidak diberikan asi eksklusifselama 6 bulan penuh.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini dengan  rencana program intervensi edukasi tentangcara pencegahan dan penanggulangan stunting kepada masyarakat khususnyaorangtua yang masih mempunyai balita berumur kurang dari 2 tahun, edukasitentang pentingnya pemberian asi eksklusif kepada balita sebelum 6 bulan,edukasi cara merawat dan mencegah balita dari infeksi diare, penempelan posterpencegahan dan penggulangan stunting agar masyarakat umum bisa membaca danmelihat dengan bebas dan yang terakhir ada pembagian PMT (Pemberian MakananTambahan) kepada balita dengan kategori balita yang belum berusia 2 tahun.Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di desa Pekuncen Kecamatan WiradesaKabupaten Pekalongan dengan jumlah sampel 20 kk atau 20 balita dengan kategoriusia kurang dari 2 tahun.

Hasil pelaksanaan tersebut didapatkan data, tidak ada balita di desa Pekuncen Kec Wiradesa dengan menunjukkan tanda tanda adanya stunting, balita di di Desa Pekuncen memiliki tinggi badan yang ideal dan sering mengunjungi posyandu. Hasil pelaksanaan intervensi ini sendiri ialah telah terlaksana semua program yang telah di rencanakan dengan hasil semua ibu balita mendapat pengetahuan tambahan terkait stunting maupun pengetahuan tentang cara merawat dan mencegah balita dari infeksi diare serta ibu balita telah mengerti bahwa tentang ASI Eksklusif dan tidak memberikan makanan tambahan sebelum balita berusia 6 bulan. Orangtua balita bisa mencegah adanya stunting secara mandiri. 

Dengan partisipasi dan kesadaranwarga kelurahan pekuncen dan pastinya di dampingi oleh bidan dan kader setempatwarga dapat terbebas dari penyakit stunting (kerdil) dan dapat membawa drajatkesehatan masyarakat khususnya di kelurahan pekuncen menjadi lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun