Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Karena Mitos Hubungan pun Harus Berakhir, Jangan-jangan Memang Ingin Putus

12 Januari 2021   21:31 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:33 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : minews.id

Jatuh cinta
berjuta rasanya
biar siang biar malam
terbayang wajahnya
jatuh cinta
berjuta indahnya
biar putih biar hitam
nampaklah manislah

... .

Jikalau Kompasianer sangat mengenal dan sangat akrab dengan cuplikan syair tersebut, fix lah pasti sudah punya cucu. Hehehehe.... Ya lagu yang pernah sangat popular di tahun 80-an dengan penyanyi Edy Silitonga yang juga piawai melantunkan tembang  Jawa. Kalau masih ingat syairnya pastilah semakin meyakinkan kalau Anda adalah golongan yang penuh pengalaman.

Saya tidak akan mengajak Kompasianer untuk bernostalgia dengan lagu-lagu lawas, namun sekadar pengantar saja ketika lagu itu ada mungkin cinta monyet sudah ada pada hati pembaca. Karena pada saat itu jauh dari gawai mungkin hal yang paling banyak dilakukan adalah pinjam buku kemudian di dalamnya diisi bunga mawar, atau ditulisi kata-kata kalau dirinya pingin jadi pacarnya.

Singkat cerita berpacaran pun dijalani, memadu janji untuk saling setia, saling mengerti hingga lulus SMA. Hubungan yang semula berjalan seolah tidak ada halangan karena ketika masih di bangku SMA selalu bisa bertemu tiap hari karena satu sekolahan. Bahkan hari Minggu pun seolah tidak ada liburnya untuk bertemu. Dan dengan terpaksa model pacaran pun harus berganti dengan model virtualan atau LDR-an.

Dan banyak terjadi karena jumlah  pertemuan sudah berkurang tersebut kompleksitas masalah lebih runcing. Ketika sudah melanjutkan kuliah hubungan yang mula-mula di tahun pertama baik-baik saja, menginjak tahun ke dua permasalahan itu pun muncul dengan berbagai alasan.

Karena berjauhan tempat, hal yang sangat lazim dipakai adalah kelogisan. Hingga dengan entengnya  akan menyatakan bahwa mereka akan memilih sebagai teman saja. Karena tidak ingin menyakiti perasaan pacarnya yang harus datang menemui karena tempat yang berjauhan. Atau tidak ingin mengenang kembali waktu SMA yang selalu bertemu tetiba harus menemui kenyataan saat kuliah tidak bisa bertemu, bahkan harus menunggu saat libur semesteran.

Kenyataan lain yang harus diterima untuk mengakhiri cerita cinta SMA adalah alasan sangat klasik, yaitu si perempuan harus menikah karena sudah saatnya untuk menikah. Bukan ingin meniru cerita Siti Nurbaya namun kenyataan yang sering ditemui ya seperti itu, meskipun sejak SMA orang tua masing-masing sudah tahu tentang hubungan itu namun orang tua lah yang akan menentukan keterlanjutan hubungan mereka.

Ketika hubungan perkenalan yang lebih bersifat personal dengan melibatkan perasaan dan rasional maka biasanya mereka sudah siap untuk ke jenjang yang lebih jelas yaitu dalam ikatan perkawinan. Selain kegamangan yang kemudian terjadi perpisahan, tidak sedikit juga yang bisa berlanjut dalam biduk rumah tangga. Adanya kegagalan itu bisa disebabkan memang adanya mitos yang masih dipegang oleh keluarga, saudara, bahkan mereka sendiri.

Mitos yang biasa diyakini kemudian menyebabkan perpisahan adalah karena rumah mereka berhadap-hadapan. Misalnya rumah si lelaki menghadap ke Selatan sementara rumah si perempuan menghadap ke Utara maka dianggap pantangan. Sehingga perjodohan mereka tidak mungkin bisa dilakukan karena perbedaan itu. Kalau dinalar tidak akan diterima mosok hanya karena letak rumah yang hanya berhadap-hadapan bisa menggagalkan hubungan cinta.

Namun begitulah banyak yang mempercayainya, namun tidak sedikit demi melanggengkan hubungan mereka akan merenovasi letak hadap rumah. Kalau semula hadap rumah ke utara maka salah satu pasangan akan mengubah letak hadap rumah menjadi ke Barat atau sama-sama ke Selatan. Begitu cara mengakali mitos, yang penting tidak meninggalkan kebiasaan dan menyalahi kepercayaan.

Tetapi tidak hanya mitos tentang letak rumah yang bisa memisahkan hubungan sepasang kekasih. Mitos lainnya masih ada yaitu karena weton atau karena hari lahir dalam hitungan Jawa. Banyak orang yang tidak menerima kenyataan ketika jalinan cinta harus putus gegara kedua insan itu memiliki hari pasaran yang memang tidak pas untuk dilanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun