Hari Senin minggu kedua kerja sebagai pemborong, merangkap tukang batu, merangkap co_kenek, arsitek, semuanya jadi satu dilaksanakan. Membuat tempat cucian dan tempat kompor adalah agendanya. Ukur sana ukur sini, aduk pasir dan semen, mengangkat bata merah semuanya dikerjakan sambil mendengarkan musik dari headset persis biar kekinian. Singkat cerita semuanya sudah jadi. Dan hasilnya? Pagi hari di depan rumah sudah ada empat orang tukang batu.
Kata istriku, "Ayah sekarang lihat aja sambil ngopi, biar tukang yang menyelesaikan membuat dapur."
Saya hanya diam tidak ingin masalah kecil menjadi biang keributan. Bisa-bisa kalau saya yang mengerjakan satu bulan baru selesai dan itupun belum tentu sesuai dengan harapan, sang bos siapa dia? Sang mantann pacar pastinya. Jangan hanya gara-gara ingin menunjukkan kebisaan yang sedikit menjadi tertawaan di kemudian hari. Tidak apa-apalah tukang batu yang tidak profesional memang harus diganti dan jabatanku pun berubah menjadi mandor