tidak jauh dengan asal makanan yang dihidangkan di Solo.  Gurih daginya tidak prengus  atau bau khas dari kambing tidak terasa.Dan yang lebih mengherankan bagi saya adalah kuah tengkleng selalu sedap apa karena tidak terlalu kental ya, ah ...pasti rahasia dapur nih.
Â
Setelah semangkuk tengkleng dan sepiring nasi kandas, giliran soto yang menjadi  santapan berikutnya. Saat makan soto  ini saya membayangkan makan di pinggir kali yang airnya mengalir sangat jernih. Kuliner itu ada di daerah Polanharjo, dekat Cokro, Tulung, Kabupaten Klaten sana. Sehingga ketika menikmati soto di sini saya khayalkan  bunyi mobil adalah  air yang sedang mengalir.
Soto adalah makanan terkenal  yang menjadi kuliner bonafit. Terutama yang berasal dari Solo, Klaten, Boyolali, pasti mengenal kuliner  berkuah ini. Aroma khas serai, lengkuas, jahe, bawang putih sangat kuat. Apalagi kalau kuah yang panas sudah bertemu dengan lidah. Rasanya pingin nambah aja. Karena sebelumnya saya sudah menghabiskan satu mangkuk tengkleng dan sepiring nasi, maka soto yang saya pesan kali ini tanpa nasi. Jadi, hanya soto alias soto kosongan. Tetapi bukan mangkuk doang.
Jeruk hangat dengan sedikit gula, Â minuman yang saya pesan untuk menutup kuliner kali ini. sekaligus mengingatkan kembali kampung halaman yang belum sempat ditengok setelah dua bulan. Meskipun hanya dua bulan namun cukup kangen juga untuk menapaki jalan sawah di sebelah rumah. Atau menikmati kuliner di pinggir kali. Apakah Anda juga punya makanan atau minuman yang bisa mengingatkan ke masa lampau atau sesuatu yang tersimpan di memori? Kalau ada dengan cara berkuliner bisa membangkitkannya mari kita lakukan. Â