Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Oseng-oseng Kepala Kambing Putra Panasan Memang Panas...

21 Oktober 2019   13:31 Diperbarui: 21 Oktober 2019   15:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang kau makan itulah kamu. Ungkapan yang sering kita dengar. Kita pun bebas untuk mengartikan, tetapi yang jelas masih ada kaitan dengan perkulineran. Kuliner yang sebagian menganggap hobby menyenangkan. Apalagi rasa pas di lidah, jika kita selesai makan tidak takut dengan kolesterol yang naik tajam,  pelayanan menyenangkan, mudah dijangkau oleh kendaraan baik pribadi maupun angkutan umum, dan yang jelas tidak mahal. Sehingga itulah yang disebut apa yang kamu makan menunjukkan siapa dirimu. Harus banyak mempertimbangkan banyak aspek.Kalau anda penggemar makanan dari olahan daging kambing, pasti tidak asing dengan sate, tongseng, gule, tengkleng.  Dan kali ini saya akan mengajak Anda untuk membayangkan olahan yang berupa oseng-oseng kepala kambing. Ya, oseng-oseng khusus yang tidak tercampur daging selain dari bagian-bagian kepala kambing.

Tidak setiap saat ada olahan itu. Untuk mendapatkannya harus memesan terlebih dahulu. Paling tidak enam jam sebelumnya, atau sehari sebelumnya. Karena tidak semua orang tahu jika ada jenis olehan itu. Karena biasanya orang akan membeli sate atau gule jarang sekali yang memesan oseng-oseng kepala kambing. Dan mengapa memesan dulu? Di samping setiap hari tidak dimasak jenis makanan itu, sebelum diolah menjadi oseng-oseng kepa kambing harus di masak terlebih dahulu agar daging dan tulang yang melekat menjadi lebih empuk. Tidak alot.

Satu oseng-oseng kepala kambing dapat dimakan oleh lima orang dewasa, dan kenyang? Pasti.  Karena daging pada kepala lebih banyak melekat di tulang maka bagi saya sensasi rasa lebih dapat daripada saat saya makan oseng-oseng dari daging yang berasal dari paha atau dada. Bagian-bagian daging kepala kalau dimakan menimbulkan gemeretak kriuk-kriuk seperti makan krupuk. Sangat luar biasa.  Apalagi kalau pas dapat bagian lidah rasanya kenyal-kenyal. Atau anda suka yang nyemek pas dapat otak, ini rasanya lumer sekali.  Rasa-rasa pedas cabai bercampur dengan merica sangat kuat. Jika datang dalam keadaan  lapar setelah makan seluruh keringat akan bercucuran bagai orang yang habis senam.

Saat itu saya, mantan pacar, dan anak makan di warung itu. Tentunya setelah memesan oseng-oseng paginya, jam 12-an saya datang kemudian menunggu sebentar tiga puluh menita pesanan pun datang. Saya mengambil semangkok untuk disantap demikian juga istri dan anak.  Saat makan anak saya dapat potongan lidah, karena tidak begitu senang maka saya ambil potongan itu. Sementara istri saya dapat potongan otak, anak saya yang lebih suka maka diambillah sama anak saya. Tidak jarang makan oseng-oseng kepala saling tukar bagian potongan. Jadi sangat ramai. Sampai kenyang oseng-oseng pun masih. Langsung saja saya minta sama pelayannya agar oseng-oseng kepala kambing itu  dibawa pulang, buat di makan besok lagi. Hehehehe...

Saya mengatakan sate Plangitan, karena letaknya di desa Plangitan, Pati Kota  Depan masjid. Nama aslinya adalah Sate Kambing Putro Panasan. Saya beri arah jalan yan kalau pingin kuiner di sini, kalau dari arah semarang setelah sampai di Gedung Karesidenan Pati atau SMA 1 Pati ke timur 500 meter Anda akan menemui tugu terus ambil ke kanan kurang lebih 400 meter akan ditemukan. Persis di timur jalan pertigaan pertigaan pertama. Atau paling gampang google map, cari yang di Plangitan depan masjid. Jangan sampai keliru, karena sanagat banayak penjual sate di Pati. Dan jangan lupa memesan terlebih dahulu. Jangan-jangan Anda ke warung itu oseng-oseng kepala kambing tidak tersedia. Tetapi jangan khawatir, olahan kambing lainnya juga enak kok.

Pelayanan yang enak,ramah,  grapyak ciri khas orang Solo. Lho kok di Pati nyangkut orang Solo. Ya karena warung sate itu memang asli dari Solo baik ciri masakan ataupun yang punya. Sesuai namanya Putro Panasan, daerah yang dekat dengan Lapangan Udara di Boyolali, Adi Sumarmo. Kalau orang solo menyebutnya Panasan. Ciri khasnya mudah, mereka bisa mengambil hati orang lain. Membuat suasana warung yang berukuran cukup luas itu menjadi menyenangkan. Bukan berarti orang  yang bukan dari Solo tidak ramah. Semua orang indonesia sangat ramah dan menyenangkan. Namun biasanya orang Solo yang tersebar dari Aceh hingga Papua terkenal dengan sifat itu. Mau bukti?

Seluruh anggota keluarga di warung itu merangkap pekerjaan, bisa menjadi pelayan, menjadi juru masak, memotong kambing hingga yang menyusun dalam tusukan, atau memotong-motong daging untuk dimasak dalam  olahan lain. Semua memberikan pelayanan yang baik sehingga banyak yang menjadikan warung ini menjadi langganan. Atau Jujugan kalau sudah lama tidak pulang ke Pati.

Banyaknya warung sate yang ada Pati memang dibutuhkan manajemen yang baik agar bisa bertahan. Selain rasa yang pas di lidah dan menggigit, pertimbangan lain adalah harga. Satu kepala kambing utuh yang dimasak oseng-oseng cukup murah. Satu oseng-oseng kepala kambing besar Rp.150.000 kalau yang agak kecil Rp.125.00, untuk empat orang. Belum nasi, krupuk, sampai minumannya. Kalau buat lima orang cukup sediakan Rp.200.000. pas dikantong, bukan?    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun