Mohon tunggu...
Nurul Kartikaningsih
Nurul Kartikaningsih Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Menebar manfaat dan kebaikan lewat tulisan. Insya Allah..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Prigi: Phuketnya Indonesia

27 Agustus 2012   16:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15 9068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran identik dengan mudik ke kampung halaman. Melepas rasa rindu sekaligus menyambung tali silaturrahim. Tujuan mudik kami adalah kota tahu Kediri, tempat bapak dan ibu mertua tinggal. Seperti lebaran-lebaran yang lalu, kami melakukan tradisi silaturrahim dengan keluarga besar bapak mertua: Pak De, Bu De, dan saudara-saudara sepupu di seputar Kediri dan Tulungangung. Sambil menyelam minum air, kami menggunakan kesempatan libur lebaran kali ini untuk berwisata ke sejumlah tempat rekreasi untuk sekedar melepas penat setelah menjalani rutinitas sehari-hari sekaligus merayakan lebaran. Salah satu tujuan wisata kami adalah pantai Prigi.

Pagi-pagi kami berangkat menuju desa Wates, Kabupaten Kediri untuk bersilaturrahim dengan keluarga di sana dilanjutkan dengan perjalanan menuju kota Tulungagung ke rumah salah seorang kerabat. Suasana yang begitu akrab menyelimuti keluarga kami. Hidangan kue-kue kering khas lebaran tak ketinggalan menemani. Usai sholat dhuhur perjalanan kami lanjutkan menuju Pantai Prigi yang terletak di pantai selatan pulau Jawa, masuk ke wilayah kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Dari kota Tulungagung kami menuju ke arah selatan menempuh sekitar dua jam perjalanan dengan mobil pribadi. Perjalanan cukup lancar. Pemandangan yang tersaji begitu indah melewati pedesaan diselingi dengan hamparan sawah nan hijau. Sampai di sebuah desa jalan mulai menanjak dan berkelok-kelok. Di sana tertera Pantai Prigi masih 18 km lagi.Meski rasa lelah mulai menghampiri, kami tetap bersemangat melanjutkan perjalanan melewati daerah pegunungan yang menyajikan pemandangan indah. Tapi kami harus berhati-hati karena melalui jalan aspal yang sempit. Di sisi kanan tebing yang terjal dan di sisi kiri jurang yang cukup dalam.

[caption id="attachment_208942" align="aligncenter" width="584" caption="Gunung kapur di sepanjang jalan"][/caption] [caption id="attachment_208944" align="aligncenter" width="587" caption="Di sisi kiri jurang yang dalam"]

1346080454611061403
1346080454611061403
[/caption] [caption id="attachment_208946" align="aligncenter" width="593" caption="Pemandangan indah menuju pantai Prigi"]
1346080926843824808
1346080926843824808
[/caption]

Beberapa kilometer sebelum sampai ke tujuan jalan mulai menurun dan tercium bau amis ikan segar. Selain tempat wisata, di daerah Prigi memang terdapat tempat pelelangan ikan. Saat berpapasan dengan mobil pick up yang mengangkut hasil laut, bau amis sontak tercium begitu menyengat. Hasil laut ini dipasarkan ke kota-kota sekitar kabupaten Trenggalek. Setelah dua jam menempuh perjalanan dari Tulungagung, sampailah kami di pintu gerbang kawasan pantai Prigi. Untuk masuk ke kawasan pantai kami harus membayar retribusi Rp. 6 ribu per orang dewasa. Sedangkan anak-anak tidak ditarik retribusi. Ada tiga lokasi pantai di kawasan Prigi, dua yang biasa dikunjungi wisatawan adalah Pantai Karanggongso dan Pantai Prigi. Kawasan pantai ini berpasir putih dengan ombak sedang.

[caption id="attachment_208948" align="aligncenter" width="583" caption="Pantai Prigi yang eksotik"]

13460821492096471693
13460821492096471693
[/caption]

Rasa lelah selama menempuh perjalanan sedari pagi terhapus sudah. Pemandangan pantai yang eksotik tersaji di depan mata mengingatkan saya pada sebuah pantai yang cukup terkenal di Thailand: pantai Phuket.Pantai yang indah dengan deretan gunung kapur di sekelilingnya.

Pantai selatan di pulau Jawa rata-rata memiliki gulungan ombak yang cukup tinggi. Namun tidak demikian dengan pantai di kawasan Prigi ini. Beberapa pulau atau tepatnya pegunungan berjejer rapi di sisi kanan, kiri, dan seberang pantai, memecah ganasnya ombak laut selatan. Sebuah gunung batu kecil nun jauh di seberang membuat ingatan melayang pada pantai Phuket di Thailand.

[caption id="attachment_208952" align="aligncenter" width="586" caption="Sebuah gugusan batu karang di sekitar pantai Prigi"]

13460824191636727532
13460824191636727532
[/caption]

Untuk bisa menikmati kawasan pantai Prigi, kami menyewa sebuah perahu dengan tarif Rp. 100 ribu untuk seluruh keluarga. Untuk keluarga kecil, pemilik perahu membandrol Rp. 10 ribu per kepala. Dengan perahu bermesin diesel ini kami berkeliling menikmati keindahan pantai dan pulau-pulau di sekitarnya.

[caption id="attachment_208954" align="aligncenter" width="601" caption="Naik perahu berkeliling pantai"]

1346082767157392094
1346082767157392094
[/caption]

Bagi pelancong yang ingin menginap untuk menikmati suasana malam di pantai Prigi, ada beberapa hotel yang bisa disewa dengan tarif yang beragam. Untuk yang berkantong cekak ada hotel yang menawarkan tarif mulai dari Rp. 350 ribu/ malam. Untuk yang berkantong agak tebal ada hotel yang menawarkan tarif mulai Rp. 500 ribu/ malam. Ada juga villa yang berisi dua kamar dengan tarif mulai Rp. 600 ribu. Di luar musim lebaran & liburan tarif berlaku normal/ lebih murah. View yang cukup bagus membuat kami harus merencanakan untuk menginap di sana di waktu yang akan datang.

[caption id="attachment_208957" align="aligncenter" width="608" caption="View pantai Prigi dari sebuah hotel"]

13460831632035952817
13460831632035952817
[/caption] [caption id="attachment_208958" align="aligncenter" width="614" caption="Senja di pantai Prigi"]
1346083518230238785
1346083518230238785
[/caption]

Senja pun menjelang. Karena tak membawa bekal pakaian ganti, kami harus segera meninggalkan pantai. Dalam perjalanan pulang penjual ikan asap di tepi jalan membuat kami menghentikan mobil. Ikan tongkol asap dijual dengan harga Rp. 5 ribu per ekor. Sedangkan ikan tuna asap yang cukup besar dipatok dengan harga Rp. 30 ribu.

Cukup dengan Rp 50 ribu kami membawa oleh-oleh seekor ikan tuna dan 4 ekor ikan tongkol. Perjalanan yang sangat mengesankan. Sampai di rumah kami menikmati nasi panas yang masih mengebul dengan menu ikan tongkol asap goreng ditambah sambal terasi lengkap dengan cacahan mangga muda. Hmm nikmatnya..

Kala malam tiba menu berganti tuna asap goreng dengan sambal tomat. Wah.. sedap sekali.. Seorang keponakan sampai harus menambah nasi dua kali. Larut malam kami sekeluarga yang melahap menu tuna goreng tak bisa tidur lelap. Ada yang gatal-gatal, ada yang pusing, mual-mual, muka memerah, dan daun telinga memanas. Ada apakah gerangan? Olala.. ternyata kami keracunan tuna!

Pantai Prigi, meski keracunan tuna, kami pasti kembali menikmati panorama eksotikmu yang tak kalah dengan pantai Phuket yang tersohor itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun