Dilihat dari cara mereka berkampanye, Calon Gubernur Jawa Barat ada yang tidak percaya diri. Â Kampanye dengan membawa orang lain (artis, pejabat) sebagai Juru bicara kampanye adalah hal biasa. Â Tetapi, hal itu menunjukkan bahwa calon gubernur itu sesungguhnya tidak percaya diri. Â Baru juga kampanye sudah bawa-bawa orang lain, nanti kalau sudah jadi gubernur, apa masih mau minta tolong dibuatkan program?
Seperti diketahui, Pasangan Cagub Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki (Paten) membawa Jokowi untuk membantu berkampanye. Â Kedatangan Jokowi telah memang mendongkrak elektabilitasnya. Â Tapi itu tak akan lama, di pemilihan nanti, orang akan memilih figur yang lebih mandiri dan tidak minta bantuan siapapun saat kampanye. Demikian juga pasangan Cagub Dede Yusuf - Laksamana, yang membawa Marzuki Alie dalam berkampanye. Â Paten memang berjanji akan membersihkan Jabar dari Korupsi, dan kita juga tahu bahwa Teten adalah tokoh dari ICW yang sangat anti korupsi. Â Tapi itu semua belum cukup, mengingat Jabar sangat luas dan rakyatnya berjumlah 42 juta orang lebih memerlukan pemimpin yang kuat. Â Dari segi kepemimpinan, Paten agak kurang pengalaman. Â Demikian juga pasangan Dede - Laksamana, yang hanya mengandalkan keartisan dan kepopuleran Dede Yusuf rasanya masih belum sreg memimpin Jabar.
Masyarakat kita yang masih melihat ketokohan seseorang, masih melihat artis, sangat terkesan pencitraan dimanfaatkan oleh politisi yang mau ambil keuntungan. Â Bukannya melihat program malah melihat ketokohan, nanti setelah jadi menjabat baru kelihatan banyak ketidak beresan di kepemimpinan seseorang. Â Tapi itu semua terserah rakyat Jabar, mau memilih siapa.
