Kabar bangga dan bahagia dari Korea Selatan dibawakan oleh dua anak emas Indonesia. Darrell Haidar, santri kelas 9 Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an, bersama rekannya Achmad Fattah Asyauqi, siswa MAN 2 Jombang, Jawa Timur. Keduanya berhasil meraih medali emas dalam ajang International Youth Robot Competition 2024 yang berlangsung di Daejeon City, Korea Selatan, pada 2-3 Agustus 2024. Mereka berdua berhasil menyisihkan peserta dari 30 negara.
Dalam lomba ini, keduanya menampilkan miniatur smart city ramah lingkungan yang dilengkapi panel surya dan anti-gempa. Tema green city ini yang membuat dewan juri yang beranggotakan tujuh orang perwakilan dari Korsel (5), Cina (1), dan Rusia (1), memilih karya keduanya sebagai pemenang.
"Alhamdulillah, dewan juri memilih karya kami karena mengedepankan konsep green energy. Dimana daya gerak robot ini juga tidak menggunakan baterai, tetapi lewat panel surya," ujar Darrell.
Foto Darrell dan Achmad dengan intalasi yang memukau para juri hasil karya mereka berdua. Sumber gambar Daarul Qur'an.
Darrell sendiri memilih tema ini mengingat kini bumi tengah mengalami krisis iklim dan membutuhkan beberapa inovasi. Sebagai anak muda, Darrell ingin berkontribusi lewat karya-karyanya yang diharapkan bisa diterapkan dalam kehidupan nantinya.

Darrell dan Fattah menyiapkan karyanya selama satu bulan. Keduanya berkomunikasi daring dan beratatap muka jelang keberangkatan untuk menguji karyanya di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an, Ketapang, Tangerang.
Darrell yang berasal dari Bali kini telah memiliki hafalan sebanyak 24 juz dan pernah mengikuti Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) untuk kategori 15 juz. Selain itu, ia juga meraih sanad Matan Tuhfatul Athfal dan Muqaddimah Al Jazariyyah.
Setelah dari Korsel ini rencananya Darrell akan menyiapkan diri kembali untuk ajang Kontes Robot Nusantara (KRON) dan Asean Junior Cup (AJR) yang akan berlangsung di Bangkok pada 2025 mendatang.
Berita singkat diatas didapatkan melalui wawancara singkat bersama Ustadz Gumanti selaku kepala Media dan Dakwah Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an. Jujur Saya amat sangat bangga setelah mendengar kabar yang amat sangat memukau ini.
Foto KH. Yusuf Mansur dalam sambutan WTN (Wisuda Tahfizh Nasional) di Pesantren Daarul Qur'an. Sumber gambar Nur Taufik (pribadi)
Ada sebuah pesan dari seorang guru ketika dahulu saya menjadi santri dan hingga kini pesan tersebut selalu terngiang-ngingan dalam kepala. "Mau jadi apapun kalian tanemin dulu dalem lubuk hati itu Al-Qur'an. Mau jadi Dokter? Jadi dokter yang hafal Qur'an, mau jadi pejabat? Jadilah pejabat yang hafal Qur'an. Mau jadi Jurnalis? Jadilah jurnalis yang hafal  Al-Qur'an, karena InsyaAllah jika Al-Qur'an sudah tertanam dalam lubuk kalian, segala impian bakal Allah permudah dan selalu dijaga dalam jalan dan lindungannya." Kutip KH. Yusuf Mansur.

Semoga cerita ini dapat menjadi pemantik api semangat bagi anak muda Indonesia dimanapun kalian berada, entah kalian dari sekolah negeri, swasta atau bahkan seorang santri dari sebuah Pesantren.
Karena bagaimanapun keberhasilan ada pada diri masing-masing kita, lembaga pendidikan adalah sebuah wadah yang memayungi kita dalam menggali potensi yang masih terkubur. Jadi gunakan sebaik-baiknya waktu yang telah diberikan kepada kalian dan yakinlah ketika kita konsisten dengan tujuan itu maka jalan akan terbuka lebar kepada kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI