Mohon tunggu...
Nursita Juliana
Nursita Juliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka olahraga,cita" saya menjadi Dosen,dan penerjemah,dan kemungkinan besar lainnya saya ingin membangun sekolah dinegri saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Mental

5 Januari 2024   13:43 Diperbarui: 5 Januari 2024   14:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

KESEHATAN MENTAL 

Nursita Juliana 12310422369 

Dosen

Masalah mental yang dihadapi seseorang sering mendapat reaksi negatif dari orangorang yang berada di sekelilingnya. Hal ini disebabkan keterbatasan pemahaman masyarakat mengenai gangguan mental. Vibriyanti (2020) menjelaskan tradisi dan budaya yang menghubungkan kasus gangguan mental dengan kepercayaan masyarakat setempat, menyebabkan sebagian masyarakat tidak terbuka dengan penjelasan-penjelasan yang lebih ilmiah dan memilih untuk mengenyampingkan perawatan medis dan psikiatris terhadap gangguan mental.

 Gangguan mental menyumbang 16% dari beban penyakit global dan cedera pada orang yang berusia 10-19 tahun. Jumlah yang signifikan dari beban penyakit global juga ditunjukkan melalui penyakit mental. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2007, sebanyak 20% orang mengalami gangguan jiwa ringan sampai sedang (depresi dan gangguan kecemasan) dan gangguan jiwa berat (depresi berat, gangguan psikotik) sebesar 3-4%. Mereka memerlukan penanganan kesehatan jiwa yang dapat diakses melalui pelayanan kesehatan umum dan pelayanan kesehatan jiwa komunitas. 

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi penduduk Indonesia yang menderita gangguan mental emosional mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 6% menjadi 9,8% tahun 2018. Prevalensi tertinggi ada pada kelompok usia lebih dari 75 tahun dibandingkan kelompok usia lainnya, kelompok perempuan daripada lakilaki, dan kelompok yang tidak sekolah. Jawa Barat adalah provinsi ketujuh terbanyak yang memiliki prevalensi penderita gangguan mental emosional yaitu 12,1% dari populasi (Rozali, dkk., 2021).

 Gangguan mental merupakan salah satu masalah kejiwaan yang merupakan suatu kondisi perubahan emosi yang dapat berkembang menjadi patologis jika terus berlanjut Oleh karena itu, langkah pencegahan agar kesehatan mental masyarakat tetap terjaga perlu dilakukan. Menurut Indarjo, (2009) kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa.

 Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori menurut Zakiah Daradjat (1995) dikutip Kartikasari (2022), yaitu:

 1. Memiliki sikap batin (attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri. Memiliki sikap batin yang positif terhadap diri sendiri merupakan salah satu ciri kesehatan mental yang penting. Sikap batin positif mencakup penghargaan dan pengakuan terhadap nilai diri, penerimaan terhadap kelebihan dan kekurangan, serta kemampuan untuk mengatasi tantangan dan kegagalan dengan keyakinan diri. Seseorang yang memiliki sikap batin positif cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berharga dan mampu melakukan hal-hal yang baik. Mereka memiliki rasa percaya diri yang sehat tanpa melibatkan perasaan superioritas yang berlebihan. 

2. Aktualisasi diri. Aktualisasi diri merujuk pada konsep psikologis yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan. Ini adalah salah satu ciri kesehatan mental yang paling tinggi dan paling kompleks dalam hierarki kebutuhan Maslow. Aktualisasi diri mencakup pencapaian potensi penuh individu, pengembangan bakat dan kemampuan, serta mencapai tingkat optimal dalam berbagai aspek kehidupan. 

3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada. Individu yang memiliki kesehatan mental yang baik mampu mengelola dan menyelaraskan berbagai emosi yang muncul. Mereka tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan suasana hati atau tekanan emosional yang dapat mengganggu fungsi psikologis mereka. Kesehatan mental melibatkan integrasi kognitif, yaitu kemampuan untuk berpikir secara jernih, rasional, dan logis. Individu yang sehat mental dapat menyelaraskan pemikiran mereka dengan baik tanpa adanya konflik kognitif yang berarti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun