Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Telinga Anak Anda Bernanah? Jangan Sembarangan Pakai Obat Tetes!

15 November 2019   19:09 Diperbarui: 15 November 2019   19:15 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: alodokter.com

Telinga bernanah atau istilah medisnya otitis media, adalah salah satu problem kesehatan yang sering ditemui pada anak-anak balita sampai usia Sekolah Dasar.  Apabila berada pada level parah, kasus ini tidak hanya masalah bagi penderitanya. Lebih dari itu sangat mengganggu orang-orang  di sekitar. Karena mengeluarkan bau busuk.

Tak heran, anak-anak pengidap telinga bernanah ini cendrung minder, karena tersisih oleh teman-temannya.

Sebagai guru Sekolah Dasar di pedusunan, saya telah kenyang dengan pengalaman ini. Terutama era 70 dan 80 an.  Dapat dimaklumi, zaman itu anak-anak bebas mandi menyelam dan berenang di sungai.  Sebagian bocah laki-laki, pulang sekolah  berkubang lumpur, dan menangkap belut di sawah  merupakan pemandangan biasa.

Beda dengan zaman sekarang. Masyarakat tidak lagi mandi di sungai. Anak-anak tiada yang main di lumpur. Tidak juga  dilibatkan berburu belut di sawah. Makanya,  tiga puluh tahun terakhir sebelum saya pensiaun, problem telinga bernanah nyaris tak ditemui lagi pada sekolah tempat saya mengajar.

Saya menduga, tingkat  sosial ekonomi  dan pendidikan orangtua ikut memengaruhi baik buruknya kesehatan anak-anak. Termasuk penyakit telinga bernanah.

Kembali ke tema pokok. Zaman itu, kasus telinga bernanah tidak hanya saya temui di sekolah. Seorang gadis imud kelas 5  SD, anak tetangga  sebelah juga kebagian. Kata Emaknya, sudah beberapa kali dia membawa sang anak berobat ke dokter, tetapi belum juga kunjung sembuh.

Suatu ketika, seorang teman menyarankan agar dia menggunakan obat tetes. Mereknya saya tak ingat lagi. Sebab kejadiannya  32 tahun yang lalu. 

Belum dua menit obat itu masuk ke telinganya, anak tersebut langsung pingsan. Wah ..., si Ibu panik. Kami tetangganya juga kelabakan. Untung segera mendapat bantuan medis.  

Padahal, menurut pengakuan ibundanya, penggunaan obat  telah sesuai  dengan petunjuk.

Sejak itu, saya selalu menasehati keluarga, kenalan,  dan para tetangga, supaya berhati-hati  menggunakan obat yang dibeli tanpa resep dokter. Khususnya obat tetes telinga. Sebab organ dalam telinga adalah bagian yang sensitif. Tidak dapat dideteksi oleh orang awam yang bukan ahlinya. Salah-salah, selain pingsan bisa berefek pada rusaknya indera pendengar.

Demikian pengalaman ini saya bagikan. Semoga  bermanfaat. Salam Sore dari Pinggir Danau Kerinci.

****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun