Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hallo Cebongers dan Kampretos, Masihkah Kalian Terperangkap Perang?

28 Juni 2019   12:13 Diperbarui: 28 Juni 2019   13:12 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : geotimes.co.id

Hallo Cebongers dan Kampretos. Masihkah kalian terperangkap perang di medsos? Tidak kan? Gonjang-ganjing pilpres  telah usai. Keputusan MK telah final. Bapak Joko Widodo-Ma'ruf Amin pemenangnya. Beliau berdualah pemimpin negeri ini. Percaya atau tidak, ini bukan semata ditentukan oleh suara pemilih terbanyak. Tentu tidak terlepas dari kehendak Allah SWT. Inilah Kuasa di atas segala yang berkuasa.

Sebagaimana kita rasakan bersama, tahun terakhir sebelum pemilu 2019 suhu politik cendrung membara. Gara-gara berbeda pilihan, dunia maya pun ikut tergoncang. Hoax tersebar di seluruh penjuru. Saling ejek saling maki pun seakan  perbuatan halal.

Itu lumrah dalam berdemokrasi. Sebagai pengejawantahan cinta mati  kepada sang idola. Memuji capres-cawapres favorit, membully pihak sebelah. Tidak mungkin pedagang terong memuji kacang panjang dan sebaliknya. Saya sendiri melakukannya. Setidaknya sindiran dalam beberapa tulisan saya yang terpapar di kompasiana.

Yang tidakwajar, sengaja mencari permusuhan. Jika ketemu artikel yang penulisnya tak sekubu dan kontennya  tak sesuai selera,  oknum haters  bukannya  kabur meninggalkan TKP. Justru sengaja  mampir, meninggalkan komentar seenak perut,  menyerang pribadi penulisnya dengan makian yang tidak pantas. 

Celakanya, tindakan tersebut dilakukan berulang kali. Seakan sengaja menyakiti hati sendiri. Inilah kekeliruan yang harus kita tumpas bersama.

Mendingan yang dicaci penulis dan idenya. Kalau sasarannya kepada orang penting yang tidak pantas dihina, katakanlah menghina presiden terus terekam kamera, apa kira-kira yang terjadi. Kapan terciduk apa tidak malu minta maaf sambil terkulai lemas  seperti kucing takut dicambuk.


Patut kita syukuri, memperhatikan iklim di medsos khususnya  facebook, saat ini suasananya sudah berangsur pulih. Jauh lebih adem daripada sebelum pemilu dan tragedi  21-22 Mei. (maaf ini hanya pengamatan saya pribadi. Bukan hasil riset ilmiah). Malah ada yang bilang hambar karena tak ada yang ngajak berantem.

Sumber : Fasebook.com (screenshot).
Sumber : Fasebook.com (screenshot).
Berhentilah menjadi cebongers, ucapkan selamat tinggal  pada kampretos yang belum move on. Kalau tidak diladeni, pada waktunya mereka juga capek sendiri.

Lupakan 01 dan 02. Marilah bergandeng tangan kembalilah  ke habitat bersama. Di Rumah besar bernomor 3, yakni persatuan Indonesia,  tempat lahirnya ibunda pertiwi. Ayo kita raih kembali rasa persatuan kita yang  nyaris terkoyak tersebab perbedaan dalam pilpres.

Hati-hatilah menggunakan jempol  dan mulut dalam mengkritik. Ada hak orang lain yang perlu dihormati.  Syukurilah semenjak reformasi,  negara telah menghorhati hak wargannya untuk berpendapat.

Coba zaman orde baru dulu. Sedikit saja rakyat protes pemerintah, yang bersangkutan akan diciduk. Masalah hukum urusan belakangan.  PNS jangan banyak kritik kalau tak siap dilempar ke daerah terpencil dan tidak naik karier seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun