Peralatan yang digunakan cukup sederhana. Periuk tanah sebagai ovennya. Kalau tak punya, boleh menggunakan baskom bekas. Ukurannya disesuaikan dengan piring/cetakan kue yang akan dipanggang. Supaya suhunya bagus dan merata, sebelum memanggang alasi dasar periuk dengan sedikit pasir bersih. Terus ditutup pakai seng polos.
Terakhir, nyalakan api menggunakan sabut kelapa di bawah tungku dan di atas seng (api atas dan bawah). Atur panasnya sesuai kebutuhan. Hasilnya tak beda dengan kue olahan menggunakan peralatan modern.
Jadi, selain menyiapkan bahan utama, jauh-jauh hari saya juga ditugaskan emak mengumpulkan sabut kelapa kering untuk memanggang.
Kue ciptaan emak yang paling saya rindukan adalah bolu. Cara membuatnya sederhana:
Siapkan 1 gelas telur ayam kampung, 1 glelas gula pasir dan 2 bungkus vanili, kemudianya semuanya dikocok sampai putih. Tambahkan terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk. Sayangnya untuk terigu ini tiada takaran yang pas. Tampaknya beliau main perkiraan. (Feeling saya, kurang lebih 2 gelas). Lucu ya? Takarannya pakai gelas. Tentu Anda tahu alasannya.
Oleskan cetakan dengan sedikit minyak kelapa/mentega, lalu panaskan. Tuang adonan kira-kira setengah cetakan. Kemudian bakar dengan api atas dan bawah. Cetakan bolu emak bermotif ikan sedang. Satu resep dapat 3 biji kue. Beliau juga sering membuat bolu kecil-kecil.
Yang berminat silakan mencoba! Gunakan saja piranti modern. Satu resep pas untuk baking pan ukuran sedang. Tetapi janji. Kalau gagal jangan salahkan siapa-siapa. Ganti saja fasionnya jadi lemper atau kalpung. He ... he .... Salam Ramadhan.
****