Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Takut Dosa? Waspadai 10 Kesalahan Ini dalam Mendidik Anak!

19 Januari 2019   23:11 Diperbarui: 20 Januari 2019   08:18 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: azizahzahro96.files.

Sekolah pertama yang harus dilalui seseorang adalah rumah tangga. Dari rumah tanggalah anak mulai mendapat pelajaran tentang hidup dan  kehidupan. Ibu bapak sebagai gurunya. Kepada beliau-beliau inilah kita belajar tentang sopan santun, tatakrama, saling menghormati dan  mencintai sesama anggota keluarga. Dari sini pula pundamen tabiat, watak , dan karakter  seorang anak terbentuk.

Namun sebagai orang tua yang sangat mencintai anaknya, dia sanggup berbuat apa saja demi membahagiakan sang buah hati. Termasuk  melakukan kekeliruan yang dapat merusak mentalitas anak.

Agar kita tidak terjebak dalam kesesatan berulang,  saya akan memaparkan 10 kesalahan yang tak perlu terjadi dalam mendidik anak.

  • Menuruti Segenap Kemauan Anak.

Jangankan manusia, hewan pun sayang kepada anaknya. Tapi tidaklah elok kalau orang tua menuruti semua kemauan anaknya. Biasanya penyakit ini menggerogoti golongan Emak-emak. Minta jajan banyak, minta Hp mahal, baju, dan tas model terkini semua  dikasih. Kadang-kadang kondisi ekonomi orang tuanya Senin-Kamis. Untuk urusan periuk saja ngutang sana ngutang sini. Ujung-ujungnya terperangkap pinjaman bank keliling.

Jika kurang waspada, anak yang begini akan tumbuh menjadi pemeras dan memperlakukan ibu bapaknya sebagai sapi perahan.

  • Membicarakan Tabiat Anak Kepada Orang Lain. 

Membicarakan kekurangan anak kepada orang lain adalah sikap tidak bijak. Apalagi anak tersebut hadir. Jika kejelekannya disiarkan kepada orang lain, dia pasti akan tersinggung. Dan secara tidak langsung pula orang tua mengajarkan si anak melegalkan sifat suka menghujat/menghantam  orang lain tanpa basa-basi. Sebaliknya jika kebaikannya dipuja-puji, bisa membuat si anak menjadi sombong dan rapuh.

  • Memberikan Hukuman dengan Melakukan Sesuatu. 

Bekerja, belajar, dan tidur siang adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan sesuai kebutuhan.  Bukan sebagai alat hukuman. Dari kecil anak-anak dilatih membersihkan tempat tidur agar terlihat rapi. Ingin pintar dia harus rajin belajar. Apabila tidur malamnya kurang dari 12 atau 10 jam dia harus  tidur siang. Kalau sudah menjadi rutinitas,  dia akan melaksanakannya dengan kesadaran sendiri.

Betapa tersiksanya anak kalau sekadar melakukan kesalahan, dia dipaksa ngepel, belajar, atau tidur siang padahal tidak ngantuk. Hanya orang tua yang  tidak mengerti ilmu mendidik tega menyiksa anaknya dengan hukuman yang membabi buta begini.

  • Mengatakan Anak Jahat

Perkataan adalah doa. Apalagi keluar dari mulut orang tua kepada anaknya. "Undin! Kamu anak jahat" Akhirnya Udin benar-benar jahat. Suka mengganggu teman, merusak barang-barang bukan miliknya.  Ingat! Otak anak-anak banyak bekerja pada gelombang alpha. Sehingga informasi apapun lansung diserap oleh otaknya. (blog.angsamerah.com).

Mungkin anak tersebut memang nakal. Suka mengganggu  orang lewat dan lain sebagainya. Tapi alangkah baiknya memberitahukan padanya bahwa tindakan tersebut tidak benar.

  • Memberikan Uang untuk Berfoya-foya.

Penyakit inilah yang menggerogoti sebagian  ABG daerah DNK belakangan ini, ditinggalkan orang tuanya bekerja di Malaysia. Dengan uang melimpah, mereka bebas membeli apa saja. Maklum, tinggal bersama nenek.  Mana ada nenek yang mau memarahi cucunya.

  • Menakut-nakuti Anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun