Di desa saya, banyak ibu-ibu yang memutuskan tidak menikah sampai ajal menjemput. Padahal, ketika bercerai atau ditinggal mati suaminya dia masih muda. Ada yang baru punya anak satu, dua, dan lebih dari tiga. Alasannya demi menyelamatkan anak-anak.
Lalu bagaimana dengan bapak-bapak ketika berada pada  posisi yang sama?
Tanpa mengecilkan arti dan fungsi kaum pria, golongan adam ini menyikapinya dengan cara berbeda. Ada yang memilih menduda dalam jangka yang relatif lama kemudian baru mencari pengganti.
Mungkin sedikit sekali yang menduda sampai menua. Bahkan sebagian besarnya tanah makam isterinya belum ditumbuhi rumput, dia sudah mencari isteri baru. Soal anak, urusan belakangan. Terlebih di tanah kelahiran saya. Telah menjadi tradisi jika terjadi perceraian hidup atau berpisah mati, anak-anak manjadi tanggung jawab pihak keluarga isteri. Ini sah-sah saja tiada aturan dan PP yang melarang.
Ilustrasi ini hanya sekadar perbandingan. Sejauh mana wujud tanggung jawab dan perhatian seorang ayah terhadap anak-anaknya jika dibandingkan dengan seorang ibu.
Tidak sedikit anak-anak yang dibesarkan oleh ibu single parent yang berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Ini berkat perjuangan sang ibu yang rela berkorban apa saja demi buah hatinya. Â Kadang-kadang demi anaknya, tindakan yang mereka lakukan di luar akal sehat. Sekalipun membahayakan keselamatan jiwaraganya.
Seperti yang dilakukan oleh seorang ibu di Kelurahan Teluk Dawan Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi  6 hari yang lalu. Wanita bernama Rasimah ini nekad terjun ke dalam sungai di tengah gelap gulita demi menyelamatkan buah hatinya Yadi Putra (12) dari cengkraman buaya ganas.
Saat itu kondisi air tengah pasang besar. Siswa kelas 6 SD tersebut berinisiatif mengangkat air untuk menyiram kembang di halaman rumahnya. Namun naas, ketika dia mencelupkan ember ke sungai, tiba-tiba lengan kanannya diterkam buaya, dan melarikannya sejauh 15 meter ke tengah sungai.
Mendengar teriakan warga, Rasimah berlari ke luar. Dia melihat tubuh anaknya diseret buaya. Â Tanpa pikir panjang, dalam gelap gulita itu Rasimah langsung terjun ke sungai.
Saat Rasimah sedang di tengah sungai, warga sudah banyak berada di tempat kejadian, menggunakan lampu senter. Mereka hanya melihat kepala korban mengapung di dalam air.
Remang-remang saya melihat anak saya lepas dari gigitan buaya. Kondisinya lemah sekali.  saya berenang mengejarnya, memegang tubuhnya,  dan membawanya ke tepi. Alhamdulillah dia berhasil selamat. Tutur Rasimah.