Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aneka Cerita Anak Home Schooling

20 November 2020   14:11 Diperbarui: 20 November 2020   14:16 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alham Navid saat Perayaan 17-an/Dokpri: Nursalam AR

Sebagian ada yang menuduhnya mengidap autisme atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Meskipun tuduhan itu terpatahkan dengan hasil pemeriksaan psikolog yang menyatakan bahwa Alham tidak mengidap autisme atau ADHD. Bahkan IQ-nya 120. Dan di kelas 1, ia sering masuk ranking sepuluh besar.

Beban pelajaran dan jam pelajaran yang kelewat padat di sekolah itu juga seringkali membuatnya kelelahan dan bahkan enggan pergi ke sekolah.

Dalam 5 hari sepekan, jam belajarnya terentang dari pukul 7 pagi hingga setengah dua siang. Belum lagi jika ada jadwal ekstrakurikuler wajib di akhir pekan.

Alhasil, demi kenyamanan dan ketenteraman batin putera semata wayang kami, lewat riset di Internet, kami mencari-cari sekolah alternatif yang dipandang cocok bagi Alham.

Dengan mempertimbangkan rekomendasi psikolog tempat kami berkonsultasi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (F-PSI UI) Depok, kami memilih sekolah home schooling tersebut dengan pertimbangan jumlah siswa yang tidak lebih dari sepuluh orang per kelas. Juga relatif lebih menoleransi gaya belajar Alham yang dinamis.

Termasuk juga mempertimbangkan metode belajar ala home schooling komunitas yang hanya menetapkan 3 hari dalam sepekan sebagai hari sekolah.

Alhamdulillah, setelah beberapa lama di SHS dan juga konsultasi intensif ke psikolog, lambat laun Alham mulai bisa bangkit dari trauma psikisnya, terutama mengenyahkan trauma untuk pergi ke sekolah. Bicaranya pun kembali lancar.

Sedikit banyak perjuangan kami sebagai orang tua mulai menampakkan hasil nyata. Meskipun memang belum tuntas dan tidak boleh puas karena sejatinya ini perjuangan sepanjang hayat.

Cerita persahabatan

Sebagai pendamping setia Alham selama bersekolah di SHS, istri saya kerap bersua dengan sesama ibu-ibu yang juga mengantarjemput putera-puterinya bersekolah di SHS.

Ada tempat favorit tempat ibu-ibu bercengkerama selama menunggui anak-anaknya bersekolah, yakni saung. Tempatnya persis di depan sekolah tersebut. Tak heran mereka sering dijuluki "emak-emak saung". Istri saya termasuk bagian dari kelompok tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun