Mohon tunggu...
nursaidahsalsabilla
nursaidahsalsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa Iai An-Nadwah Kuala Tungkal

Jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Media Sosial Terhadap Pola Interaksi Sosial di Era Digital

22 April 2025   22:18 Diperbarui: 22 April 2025   22:18 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ini menggambarkan dua sisi kehidupan sosial di satu sisi, orang-orang duduk berdampingan namun sibuk dengan ponsel mereka, menunjukkan keter

Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Platform seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter bukan hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana ekspresi diri, penyebaran informasi, hingga pembentukan opini publik. Perubahan ini tentu membawa dampak signifikan terhadap pola interaksi sosial masyarakat. Jika dahulu interaksi terjadi secara langsung dan tatap muka, kini banyak beralih ke ruang digital. Fenomena ini menjadi topik penting dalam kajian ilmu sosial, karena menyentuh aspek-aspek dasar dalam hubungan antarindividu dan dinamika sosial.

Media sosial menawarkan kemudahan dalam berkomunikasi tanpa batas waktu dan ruang. Seseorang dapat berinteraksi dengan individu lain dari belahan dunia mana pun hanya dengan satu klik. Hal ini memperluas jaringan sosial seseorang dan membuka peluang baru dalam hal kolaborasi, edukasi, hingga bisnis. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat pula konsekuensi sosial yang perlu dicermati.

Salah satu dampak yang paling mencolok adalah menurunnya kualitas interaksi langsung. Banyak individu, khususnya generasi muda, lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau komentar media sosial dibandingkan bertatap muka. Hal ini dapat mengurangi empati, kemampuan berkomunikasi secara verbal, serta keterampilan sosial lainnya.

Selain itu, media sosial juga menciptakan fenomena "kehidupan palsu" di mana individu cenderung menampilkan sisi terbaik dari dirinya. Hal ini bisa menimbulkan tekanan sosial dan membentuk persepsi yang tidak realistis tentang kehidupan orang lain, yang pada akhirnya memicu kecemasan sosial, rasa iri, bahkan depresi.

Di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi alat pemberdayaan sosial. Banyak komunitas yang terbentuk untuk tujuan positif, seperti kampanye sosial, penggalangan dana, hingga gerakan kesadaran publik. Ini menunjukkan bahwa media sosial bukan semata-mata membawa dampak negatif, tetapi bergantung pada bagaimana pengguna memanfaatkannya.

Media sosial telah merevolusi cara manusia berinteraksi, membawa perubahan besar dalam struktur dan pola hubungan sosial. Ilmu sosial memiliki peran penting dalam memahami dan menganalisis dampak-dampak tersebut agar masyarakat dapat menyesuaikan diri secara sehat di tengah arus digitalisasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan tetap menjaga kualitas interaksi sosial di dunia nyata, sebagai upaya menyeimbangkan kehidupan digital dengan nilai-nilai sosial yang telah ada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun