Mohon tunggu...
sifa ontowirjo
sifa ontowirjo Mohon Tunggu... Penulis - .

always say Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mari Berdamai dengan Diri Sendiri

2 April 2020   22:34 Diperbarui: 2 April 2020   22:40 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terlalu sibuk bertengkar dengan diriku sendiri, bahkan sering menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada diriku. Menjalani hidup adalah hal yang sulit untukku, alasan untuk tetap bertahan hidup karena beberapa orang yang dikirimkan Tuhan untuk menjadi sebab kenapa aku masih tetap kuat untuk bertahan hingga saat ini.

Sejak kecil aku banyak mengkonsumsi obat-obatan. Iya, itu hal yang sudah biasa aku lakukan di setiap hariku. Seiring berjalannya waktu, Tuhan menghadirkan seseorang yang selalu menjadi sumber kekuatanku, bahkan saat aku terbaring lemah di rumah sakit dia setia menemaniku dan tidak tidur sepanjang malam. Aku menyalahkan diriku sendiri. 

"Kenapa aku selemah ini?, tanyaku pada diriku sendiri. Sulit bagiku untuk tetap tersenyum di setiap hariku, sulit rasanya membuat orang lain tertawa saat kita sedang tidak baik-baik saja. Terkadang aku sering bertanya pada diriku sendiri "kenapa aku seperti ini? Kenapa aku dengan mudah membuat orang lain bahagia padahal aku sedang merasakan sakit? 'Sudahlah, dunia tidak sekejam itu'," kata diriku untuk aku, yang mencoba untuk menenangkan diri sendiri. 

Kata orang, aku adalah manusia yang selalu tampil bahagia dan ceria. Percayalah, aku hanya manusia biasa yang sering mengenakan topeng untuk menutupi segala yang aku rasakan, sebab tidak semua orang mengerti apa yang aku rasakan. Orang-orang bebas mendefinisikan aku seperti apa, tapi orang-orang tidak pernah tahu apa yang terjadi di belakang layar selama ini. 

Hidup memang seperti itu, kita hanya berperan dan kita yang memilih peran itu, kita pula yang memainkannya. Jadilah pemain yang handal dalam hal-hal baik dan bermanfaat untuk orang lain, sebab, orang lain hanya tau menilai dari luar saja tanpa tau apa yang sedang terjadi di dalamnya.

Terima kasih, Tuhan; telah mengirimkan orang-orang yang hebat dan sabar untuk setia menemaniku.

Aku hanya perlu berdamai dengan diri sendiri. 

Manado, 2 April 2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun