Mohon tunggu...
Ulfa
Ulfa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Fermentasi Sekam Padi Kaya Nutrisi

29 Desember 2018   19:33 Diperbarui: 29 Desember 2018   19:59 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan industri peternakan di dunia sangatlah pesat. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki  industri peternakan yang cukup tinggi, akan tetapi para peternak  sering dihadapi dengan berbagai masalah. Salah satunya adalah masalah pakan untuk ternak yang harga nya relatif mahal dan ketersediaan pangan yang kurang mencukupi.

Dalam strategi ini , para peternak di ajak untuk mengantikan atau mencari solusi dengan memanfaatkan sumber daya pangan yang tidak dapat di pergunakan kembali. Salah satunya yaitu sekam padi. Sekam padi sendiri memiliki potensi menjadi bahan pakan baru dikarenakan, produksinnya tinggi,  penggunaaan nya tidak bersaing dengan manusia, masih belum dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang lebih bernilai ekonomi sehingga hanya terbuang atau dibakar, keberadaannya terkonsetrasi pada daerah tertentu, dan ketersedianya terjamin karena seiring dengan produsksi beras.

 Kendala dalam memanfaatkan sekam padi yaitu rendahnya nilai nutrisi serta serat kasar tinggi dan protein yang terkandung sangatseedikit, sehingga ketika sekam padi ini di berikan kepada hewan ternak, maka dapat menimbulkan dampak pada sistem pencernaannya.Dalam hal tersebut, dapat diatasi dengan mengaplikasikan bioteknolgi dalam mengolah bahan pakan berupa sekam padi tersebut melalui fermentasi.

Bioteknolgi fermentasi dapat membantu sekam padi menjadi nilai nutrisinya tinggi, karena pada prinsipnya bioteknologi fermentasi dapat meningkatkan kualitas nilai gizi .Pada proses fermenatasi di bantu oleh " Effective Microorganisme" (EM4). Mikroorganisme yang membantu proses fermentasi tersebut akan bereaksi setelah mendapatkan perlakuan. Fermentasi dinyatakan berhasil ketika bahan sekam padi berubah struktur,sifat,serta bau dari bentuk awal.Bahan pakan ternak yang mengalami fermentasi memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Hal ini disebabkan oleh sifat katabolik mikroorganisme yang mampu memecah komponen yang komplek menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga mudah dicernaa. Pada umumnya fermentasi bertipe anaerobiK yaitu  fermentasi yang pada prosesnya tidak memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen jadi hanya sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi, karbondioksida dan air , termasuk sejumlah asam laktat , asetat, etanol, asam volatile,alcohol, dan ester.

Pada tipe -- tipe tersebut harus diperhatikan perubahan secara mikrobiologi dalam makanan dimana mikroba bersifat fermentatatif dapat mengubah karbohidrat dan turunannya menjadi alcohol, asam, dan karbondioksida, disusul dengan mikroba proteolitik dapat memecah protein dan komponen nitriogen kimia, sehingga menghasilkan bau busuk yang tidak diinginkan. Sedangkan mikroba lipolotik akan menghidrolisa lemak , fosfolipid, dan turunannya dengan menghasilakan bau tengik. Bila alcohol dan asam yang dihasilkan mikroba cukup tinggi, maka pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik dapat dihambat . adi pada prinsipnya fermentasi adalah menumbuhkan pertumbuhan mikroba pembentukan alcohol dan asam, dan menekan pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik.

Pada fermentasi anaerob, zat-zat organik dikatabolisme tanpa kehadiran oksigen yang berarti tidak adanya akseptor elektron eksternal melainkan melalui keseimbangan reaksi oksidasi-reduksi internal. Produk dihasilkan selama proses penerimaan elektron yang dilepaskan saat pemecahan zar-zat organik. Oleh karenanya zat-zat organik tersebut berperan sebagai akseptor dan donor elektron. Pada fermentasi, substrat hanya dioksidasi sebagian dan oleh karena itu hanya sedikit energi yang bisa dihasilkan. Glukosa sebagai substrat akan melepaskan elektron saat dirubah menjadi piruvat, namun elektron tersebut kemudian akan diambil piruvat untuk menjadi etanol

Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi asam laktat:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 asam laktat + 2 ATP

Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik. Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol) ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. pada kondisi anaerobik Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.

Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun