Mohon tunggu...
Nur RahmiKirbillah
Nur RahmiKirbillah Mohon Tunggu... Guru - IAIN JEMBER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nur Rahmi Kirbillah 8 maret 2001 IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Realisme dan Tokoh-tokohnya

9 April 2020   15:18 Diperbarui: 9 April 2020   15:29 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum wr. wb.

Berikut pembahasan tentang filsafat pendidikan realisme :

A. Filsafat Realisme

Realisme adalah reaksi terhadap keabstrakan dan kedunia lainan dari filsafat idealisme, yang dimaksud kedunia lainan yaitu realisme merupakan lawan dari filsafat idealisme. Titik tolah atau pokok keputusan realisme adalah bahwa objek-objek yang ditangkap oleh panca indera muncul dalam bentuk apa adanya.

Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas, meliputi materialisme di satu sisi dan sikap yang lebih dekat dengan idealisme di pihak lain. Realisme mempunyai pandangan bahwa objek-objek indera adalah real/nyata dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal.

Dalam filsafat pendidikan realisme mendefinisikan dirinya sebagai aliran filsafat pendidikan dengan basic dasar 3 kategori :
1. Konsepsi Metafisika
Realisme mempunyai pandangan bahwa realitas itu dipahami sebagai suatu yang sifatnya objektif, tersusun atas materi dan bentuk berdasarkan hukum alam. Sesuatu yang objektif adalah sesuatu yang berada di luar kesadaran manusia, seperti keneradaan benda-benda : meja, kursi, dll.
2. Konsepsi Epistimologi
Ralisme menyatakan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh lewat sensasi dan abstraksi. Sensasi dalam hal ini adalah digunakannya panca indera manusia untuk menemukan pengetahuan bagi dirinya, melalui pamca indera ini manusia dapat menangkap berbagai macam objek yang nyata di luar dirinya, kemudia dilanjutkan dengan proses abstraksi yaitu proses pengambilan kesan-kesan umum sehingga kesan-kesan ini kemudian disimpan dalam kesadaran.
3. Aksiologi Realisme
Berkaitan dengan pandangan nilai, realisme menyatakan bahwa nilai bersifat abadi, absolut tetapi mengikuti hukum alam yang berlaku, melalui konsep nilainya tersebut kelompok realis juga menyatakan bahwa mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah pada intinya adalah untuk menerangkan realitas objek dunia sehingga studi-studi di sekolah/pembelajaran-pembelajaran di sekolah lebih banyak di dasarkan pada kajian-kajian ilmu ke-alaman atau sains.

B Tokoh-Tokoh Aliran Realisme

1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, realitas yang objektif tidak saj tertangkap dengan pengertian, tetapi juga bertepatan dengan dasar-dasar metafisika dan logika yang tertinggi. Dasar itu ada tiga, yaitu : Pertama, semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri. Tidak mungkin ada kebenaran kalau di dalamnya ada pertentangan. Ini terkenal sebagai hukum identika; Kedua, dari dua pertanyaan tentang sesuatu,jika yang satu membenarkan dan yang lain menyalahkan, hanya satu yang benar. Ini disebut hukum penyangkalan (kontradikta). Inilah menurut Aristoteles yang terpenting dari segala prinsip; Ketiga, antara dua pernyataan yang bertentangan mengiyakan dan meniadakan, tidak mungkin ada pernyataan yang ketiga. Dasar ini disebut hukum penyingkiran yang ketiga.
Aristoteles berpendapat bahwa ketiga hukum itu tidak saja berlaku bagi jalan pikiran, tetapi juga seluruh alam takluk kepadanya. Ini menunjukkan bahwa dalam hal membanding dan menarik kesimpulan harus mengutamakan yang umum.

2. Francis Bacon
Menurut Bacon, ilmu yang benar adalah yang telah terakumulasi antara pikiran dan kenyataan, kemudian diperkuat oleh sentuhan inderawi.

3. John Locke
Ada dua hal dalam filsafat pengetahuan Locke yang mempunyai implikasi bagi perkembangan kebudayaan modern. Pertama, anggapan bahwa seluruh pengetahuan kita berasal dari pengalaman. Kedua, bahwa apa yang kita ketahui melalui pengalaman itu bukanlah objek atau benda yang mau kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya kesan-kesannya pada pancaindera kita.

Sekian semoga bermanfaat, terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun