Mohon tunggu...
nurrachmi
nurrachmi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

anak bapak ibuk.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan di Indonesia: Akar dari Sistem Ketidakadilan di Indonesia yang Tidak Merata?

9 Januari 2024   17:01 Diperbarui: 9 Januari 2024   17:08 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/tome-art.com


Tegal,- Hingga saat ini masalah kemiskinan di Indonesia masih menjadi sebuah pertanyaan yang cukup besar bagi masyarakat. Kemiskinan sekarang tidak hanya dilihat dari kurangnya makanan yang mana ujungnya mengakibatkan kelaparan, akan tetapi kemiskinan kini lebih terlihat karena beberapa masyarakat hidup dalam kehidupan yang mewah sementara ada beberapa lainnya hidup dalam kehidupan yang masih dalam kekurangan. 

Kita tahu bahwa bangsa kita ini menjunjung tinggi yang namanya keadilan sosial seperti yang terdapat pada sila ke-lima Pancasila yakni Keadilan sosial bagu seluruh rakyat Indonesia. 

Menurut Suryawasita terdapat tiga prinsip keadilan berdasarkan atas hak, keadilan berdasarkan kebutuhan, dan keadilan berdasarkan upah atau jasa.

Kaum miskin sering dianggap di posisi yang lemah dan biasanya orang menganggap orang-orang miskin ini biasa dilecehkan. Jika dilihat kemiskinan ini ternyata diakibatkan oleh beberapa faktor selain ketidakadilan yakni kurangnya pendidikan, pendidikan yang rendah, kesempatan kerja yang tidak banyak, tetapi tidak menutupkemungkinan bahwa ketidakadilan yang tidak merata dapat menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap kemiskinan.

John Friedman(1996) beliau mengatakan bahwa “Kemiskinan merupakan suatu fenomena politik”, atau dapat dikatakan kemiskinan bisa terjadi karena tidak adanya kesempatan untuk mencapai kekuasaan. 

Masalah yang ada disini yaitu bagaimana para kaum miskin ini bisa mendapatkan kesempatan jika manusia-manusia yang memiliki kuasa tersebut justru menghambat serta menghalangi para kaum miskin tersebut. 

Menanggapi pendapat yang dikemukakan oleh John Friedman orang-orang yang memiliki posisi yang istimewa menghalangi kaum miskin untuk meraih kesempatan dari segi ekonomi,politik, hukum, sosial, budaya, dan keamanan sehingga hal tersebut akhirnya memunculkan ketidakadilan.

Hal yang menjadi titik fokus utama sekarang yaitu para kaum miskin ini jika mereka ingin meniggalkan kemiskinannya, maka para kaum miskin ini harus berjuang untuk mendapat kesempatannya dengan berjuang melawan ketidakadilan tersebut yang berasal dari para elite yang duduk di posisi “istimewa” tersebut. 

Para elite tersebut yaitu orang-orang yang dapat dikatakan berkecukupan dalam segi politik, sosial, budaya, serta keamanan. Memang banyak yang ingin menolong kaum miskin ini, akan tetapi meski banyak yang ingin menolong kaum miskin sendirilah yang seharusnya berjuang dalam memperjuangkan haknya.

Hidup di dalam kondisi yang miskin sesungguhnya bukan sebuah hal yang tabu. Orang miskin ada di belahan dunia, tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi yang perlu digarisbawahi yaitu Indonesia ini menjadi negara dengan orang-orangnya yang sebagian termasuk kedalam kaum miskin ini diakibatkan karena mereka terperangkap dalam kemiskinan struktural. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun