Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Audentes Fortuna Juvat

23 Februari 2021   20:26 Diperbarui: 24 Februari 2021   06:43 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Audentes Fortuna Juvat
Oleh : Nurohmat

Saya termasuk salah seorang penikmat tulisan The Liang Gie. Salah satu buku beliau yang masih saya baca adalah tentang Efisiensi, judul lengkapnya adalah Efisiensi Untuk Meraih Sukses. Dalil atau teorema pasangan yang beliau gagas dalam buku tersebut yang masih terekam dalam ingatan saya adalah orang efisien tentu sukses dan orang sukses harus efisien.

Dalam buku tersebut, beliau mengutip berbagai referensi yang berkaitan dengan efisiensi dan kesuksesan. Salah satu referensi yang beliau kutip tentang kesuksesan diambil dari buku The Luck Factor yang ditulis oleh Max Gunther yang mengajukan salah satu anasir untuk meraih kesuksesan yakni adanya the audentes fortuna juvat phenomenon. Semacam gejala yang menunjukkan kepada kita bahwa keberuntungan/rejeki itu cenderung menyukai si pemberani.

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering menjumpai orang-orang yang  memberanikan diri untuk melakukan aksi nyata dalam upaya  perbaikan di berbagai bidang. Baik perbaikan diri, komunitas, masyarakat, lingkungan, bangsa atau negara bahkan peradaban.

Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia  diawali dengan lahirnya para pahlawan (baca: pemberani), baik yang tercatat oleh negara maupun yang tercatat dalam ingatan kolektif masyarakat. Tentu saja,  saya yakin jumlah pemberani yang tidak terekam bisa saja jauh melampaui dari jumlah yang terekam negara maupun masyarakat.

Pemberani akan lahir disaat mereka menyadari dan merasakan hadirnya keterpurukan, keterbelakangan, kemiskinan, dan sebagainya. Mentalitas pemberani muncul karena adanya kesadaran diri (self awarenes) dan kesadaran sosial (social awarenes) yang menggerakkan untuk melakukan aksi nyata perubahan. Tanpa adanya awarenes, kita tidak akan peka terhadap masalah. Jika tidak peka terhadap masalah,  tidak akan tergerak mencari alternatif solusi. Untuk mencari alternatif solusi butuh keberanian. 

Menjadi apapun kita, untuk melakukan perbaikan dan aksi nyata butuh keberanian. Tentu keberanian disini bukan dalam arti yang negatif. Bukan sikut sana-sini, injak sana-sini. Bukan caci maki atau mengumbar fitnah.  Bukan pula melakukan aksi premanisme yang melukai atau menginjak-injak kemanusiaan seseorang. Beranilah untuk hal-hal positif dengan cara-cara positif dan  lihatlah apa yang akan terjadi.  Audentes fortuna juvat. 

Cirebon, 23 Februari 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun