Mohon tunggu...
Nurmita Sari
Nurmita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Diponegoro

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dukung Industri Ramah Lingkungan, Mahasiswa KKN UNDIP Cegah Pencemaran dengan Teknologi Pengelolaan Limbah

8 Februari 2025   18:55 Diperbarui: 8 Februari 2025   17:54 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi Pengelolaan Limbah Kunci Lingkungan Sehat

Surakarta -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP) 2024/2025, Nurmita Sari dari jurusan Teknik Sipil menggelar program edukasi mengenai pengelolaan limbah sebagai langkah nyata menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Kegiatan ini berlangsung pada 23 Januari 2025 dan menyasar industri tekstil di Kelurahan Pasar Kliwon, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Dalam acara ini, mahasiswa memberikan pemahaman kepada pelaku industri mengenai pentingnya pengolahan limbah yang tepat agar tidak mencemari lingkungan. Edukasi ini sekaligus menjadi upaya mendukung keberlanjutan industri dengan penerapan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis biofilter anaerob-aerob sebagai solusi efektif dalam mengurangi dampak pencemaran limbah cair.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN UNDIP menjelaskan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah cair industri tekstil jika tidak dikelola dengan baik, seperti pencemaran air, tanah, hingga risiko gangguan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Sebagai solusi, mereka memperkenalkan metode IPAL dengan sistem biofilter anaerob-aerob yang mampu mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Teknologi ini dinilai lebih efisien dalam menurunkan kadar polutan dan memenuhi standar baku mutu lingkungan.

Metode biofilter anaerob-aerob bekerja melalui dua tahapan utama. Pada tahap anaerob, mikroorganisme menguraikan bahan organik dalam kondisi tanpa oksigen, sehingga kandungan polutan dalam air limbah berkurang secara signifikan. Selanjutnya, pada tahap aerob, bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen melanjutkan proses pembersihan limbah dengan menguraikan senyawa organik yang tersisa. Kombinasi kedua proses ini menghasilkan air limbah yang lebih bersih dan aman sebelum dibuang ke lingkungan, sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran.

Pelaksanaan program ini mendapat respon positif dari pelaku industri tekstil di Pasar Kliwon. Mereka menyadari bahwa penerapan sistem IPAL yang baik tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tetapi juga meningkatkan efisiensi produksi dengan pengelolaan limbah yang lebih terstruktur. "Edukasi ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami jadi lebih paham bagaimana mengelola limbah agar tidak mencemari lingkungan dan bisa mengikuti regulasi yang berlaku," ujar salah satu pemilik industri tekstil di Kelurahan Pasar Kliwon.

Dengan adanya program edukasi ini, diharapkan kesadaran para pelaku industri terhadap pengelolaan limbah dapat meningkat, sehingga pencemaran lingkungan akibat limbah tekstil dapat diminimalkan. Mahasiswa KKN UNDIP juga berharap program ini dapat menjadi langkah awal bagi industri untuk menerapkan teknologi pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Poster Pengelolaan Limbah Industri Tekstil
Poster Pengelolaan Limbah Industri Tekstil

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun