Mohon tunggu...
Nurmay Qomariyah
Nurmay Qomariyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Parenting Education" untuk Pasangan Muda

16 September 2018   22:45 Diperbarui: 19 September 2018   07:48 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa harus belajar tentang parenting education? Dan kenapa artikel ini di persembahkan untuk pasangan muda? Pentingnya belajar tentang parenting education karena pentingnya pendidikan pola asuh anak untuk membentuk karakter anak.

Dan mengapa artikel ini di tulis untuk pasangan muda?  Karena banyaknya pasangan muda yang melaksanakan ikatan sebuah pernikahan, maka saya akan mengangkat judul Parenting Education untuk Pasangan Muda. Pasangan mana yang tak meminginkan untuk memiliki buah hati? Pasti semuanya pasangan ingin memiliki buah hati. Namun mendidik anak memerlukan ilmu agar tidak salah dalam mendidik anak, dan tidak tersesat dijalan yang buruk. Saya menyiapkan 4 point penting untuk pasangan muda yang memilikk buah hati. 

1. Anak Cerminan Orang Tua

Sama halnya dengan pasangan, anak merupakan cerminan orang tuanya, entah perpaduan dari ayah ibunya, entah ayah maupun ibunya. Karena anak adalah cerminan orang tua, maka sebaiknya anda instropeksi diri sebelum anda menyalakan anak anda. Bila anak anda melakukan suatu kesalahan, maka anda harus melihat diri anda terlebih dahulu sebelum memarahi anak ada. 

2. Anak Salah Jangan Langsung Dimarahi

Kalau salah kenapa tidak boleh dmarahi? Salah bagi anda, tidak bagi dia. Anak kecil tidak tahu bila yang dia kerjakan itu salah ataupun benar, dan memarahi anak bukan pelajaran untuk anak. Namun beri tahu anak bila yang dilakukan itu salah, dan beri tahu yang benar dan yang harus dilakukan. kenapa anak tidak boleh dimarahi? Ketika anak memiliki keinginannya, maka anak akan antusias memberitahu keinginannya pada orang tuanya. Namun bila anda tidak menyetujui keinginannya dengan membentaknya ataupun marah padanya, maka kepercayaan dirinya menurun seketika. Sama halnya bila dia melakukan kesalahan dan anda langsung memarahinya.

3. Menjadi Teman saat Bermain dengan Anak

Orang tua tetap menjadi orang tua, namun orang tua pun bisa menjadi teman bagi anaknya. Kenapa? Karena anak akan merasa lebih dekat dengan ibunya ketika bermain dan akan semakin dekat dengan ibunya ketika berbagi cerita maupun rahasia yang dimilikinya. Sama seperti bekerja, belajar, mengajak anak bermain pun harus totalitas. 

Semoga bermanfaat untuk pasangan-pasangan yang memiliki buah hati, jangan bosan-bosan mencari ilmu ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun