Mohon tunggu...
Nurmala
Nurmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya menyukai hal yang berkaitan dengan pendidikan dan masyarakat, karena menurut saya mempelajari ilmu tersebut menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Tokoh Sosiologi Georg Simmel

22 September 2022   22:55 Diperbarui: 22 September 2022   23:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beliau merupakan tokoh sosiolog asal Jerman, yang lahir di Berlin pada 01 Maret 1858, dan beliau menempuh Pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Berlin pada tahun 1876, yang kemudian mempelajari berbagai macam cabang ilmu pengetahuan seperti: sosiologi, psikologi, sejarah, filsafat, dan bahasa Italia. Georg Simmel juga memberikan sumbangsih pemikiran mengenai rangkaian keilmuan sosiologi, adapun tokoh sosiolog lain yang berasal dari Jerman yaitu Karl Marx dan Max Weber. Dalam pemikirannya tersebut Georg Simmel pada tahun 1900- an mempunyai hasil karya yang famous yaitu berjudul "The Philosophy of Money" dalam buku tersebut membahas tentang konsep uang yaitu bermain dan bekerja, yang kemudian Georg Simmel meninggal di Perancis pada tahun 1918.

Georg Simmel juga famous sebagai sosiolog yang merintis kajian tentang "Ruang Sosial" yang menjelaskan mengenai adanya produksi dan reproduksi pada dinamika yang terjadi di masyarakat, dan disini Georg Simmel juga menjelaskan aspek relasionis yang merupakan ciri-ciri dari masyarakat, dan ciri-ciri ini ditetapkan dari bagaimana produksi dan reproduksi ruang sosial itu diwujudkan, Georg Simmel juga mengatakan bahwa studi mengenai bentuk-bentuk interaksi, tetapi tetap berfokus pada bentuk asosiasi, dan menurut Georg Simmel asosiasi adalah proses interaksi yang didalamnya terlibat menjadi anggota masyarakat, dengan maksud anggota dapat melebur dan melakukan kontak sosial didalam lingkungan masyarakat sehingga dapat diterima, dan pada saat terjadi dinamika sosial maka di lingkungan masyarakat tersebut akan melakukan kegiatan sosial seperti contoh kerja bakti dan adapun contoh dari kegiatan tradisi seperti: selamatan, tujuh bulanan, tahlilan, dan lainnya hal ini menurut Georg Simmel merupakan mekanisme ruang sosial yang diwujudkan dalam masyarakat, yang kemudian akan menjadi ciri khas dari lingkungan atau daerah tersebut.

Contoh yang lebih spesifik lagi yaitu kerja bakti, misal di lingkungan A lebih mendominasi melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, namun di lingkungan B lebih condong membayar iuran kepada satpam untuk membersihkan lingkungan, dan disini dapat kita lihat dari kedua lingkungan tersebut yang berbeda karena memiliki proses produksi dan reproduksi yang diciptakan dalam ruang masyarakat yang berbeda, sehingga dapat menciptakan ciri dari masyarakat tersebut. Proses asosiasi yang berasal dari proses interaksi terdapat hal yang menjadi sadar yaitu kebudayaan dan uang. Pada kebudayaan yang dimaksud yaitu sebuah tradisi yang sering dilakukan oleh lingkungan tersebut, tidak mungkin jika lingkungan tersebut melakukan sesuatu yang tidak menjadi tradisinya, seperti contoh: di daerah Toraja pada saat ada yang meninggal dunia atau mengalami kematian, maka wajib ada hewan kerbau yang merupakan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Toraja, oleh karena itu disinilah dasar kebudayaan dengan adanya perbedaan tradisi dari setiap masyarakat, dan uang juga dapat membentuk asosiasi di masyarakat seperti contoh: pada tahun 1990-an saat itu masih ada sistem keamanan keliling (siskamling) yang dimana masyarakat menjaga lingkungan bersama-sama dengan berkeliling, tetapi sejak tahun 2000-an siskamling tersebut punah, dan kemudian muncullah yang disebut satpam, sejak adanya satpam masyarakat tidak perlu lagi untuk berkeliling menjaga lingkungannya dan profesi satpam inilah yang menukarkan jasa dengan uang, hingga terjadinya proses nilai transaksi dari proses interaksi antara individu dalam ruang sosial di masyarakat, oleh karena itu kebudayaan dengan uang suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari asosiasi.

Masyarakat juga dapat bekerja pada ruang dan waktu yang dimana manusia dapat bekerja di lingkungan atau daerah yang berbeda, seperti contoh: terdapat seorang anak yang berada di lingkungan pesantren, dengan anak yang berada di lingkungan yang suka mabuk-mabukan, tentu dari kedua individu tersebut akan beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan disinilah individu dapat menyesuaikan ruang. Kemudian menyesuaikan waktu, yang dimaksud waktu disini adalah perkembangan zaman setiap tahunya seperti contoh: zaman dahulu tidak ada yang namanya handphone sehingga individu zaman dahulu tidak ada yang membeli makanan melalui aplikasi pada handphone atau go-food, tetapi sekarang dengan kecanggihan teknologi dan arus globalisasi yang sudah berkembang, maka membeli makanan sudah dapat dipesan melalui aplikasi yang ada pada handphone tersebut, dan inilah bukti individu zaman dahulu dituntut untuk bisa menyesuaikan keadaan waktu, oleh karena itu individu diharapkan dapat beradaptasi dengan ruang dan waktu tempat ia hidup. Menurut Georg Simmel masyarakat itu melekat dalam totalitas, asosiasi, objek, estetika, dan pengalaman dari para aktor atau anggotanya pada masyarakat tersebut. Dalam aspek ruang dan waktu ini bersifat konstitutif yang memiliki makna sebagai bangunan dasar di masyarakat, karena merancang dari tindakan sosial untuk pengalaman hidup, yang kemudian didalam ruang terjadi tindakan kumulatif pada diri yaitu pengumpulan pengalaman tersebut akan dieksekusi dan selanjutnya melakukan tindakan kumulatif.

Seperti contoh: ketika individu berada di lingkungan yang suka mabuk-mabukan, maka individu tersebut akan berpikir apakah ia harus mengikuti tradisi pada lingkungan tersebut atau menolaknya atau juga hanya sekedar berbaur, dan tindakan individu inilah yang disebut dengan tindakan kumulatif. Dalam pengalaman ini juga dipengaruhi dengan mediasi eksternal yang dimaksud disini berdasarkan pengalaman individu sebelum mengambil tindakan, maka individu berpikir terlebih dahulu apakah tindakan yang diambil sudah tepat atau belum, dan inilah yang disebut dengan pengalaman yang dipengaruhi mediasi eksternal.

Berikut terdapat lima aspek dari ruang meliputi:

1. Eksklusivitas Ruang
Penjelasan dari eksklusivitas ruang ini bersifat unik, karena proses yang dilakukannya berbeda-beda antara satu daerah dengan yang lain, seperti contoh: tradisi pada suku yang terdapat di Selandia Baru yang dimana bentuk salamnya dengan beradu kening, sedangkan di Indonesia bentuk salamnya dengan salaman karena jika beradu kening akan dianggap tidak sopan, tetapi beda lagi dengan di Jepang bentuk salamnya dengan membungkukkan badan, dan terjadinya perbedaan ini disebabkan adanya proses ekslusivitas yang terjadi teknik produksi dan reproduksi itu dibentuk.

2. Batasan-Batasan Ruang
Dengan adanya batasan ruang akan menghasilkan unit dalam ruang dan pembagian, seperti contoh: ketika mahasiswa belajar Teori Sosiologi Modern di kelas, dan tidak semua mahasiswa mendengarkan penjelasan materi tersebut, ada sebagian yang mengobrol membahas film dokumenter blackpink dan ada juga sebagian yang mengobrol membahas yang lain, dan inilah yang disebut menghasilkan unit dalam ruang, jadi pada intinya setiap ruang sosial akan terpecah lagi menjadi beberapa bagian, hal ini terjadi karena adanya keinginan aktor sehingga terbentuk beragam ruang sosial.

3. Ketetapan dari Bentuk-bentuk Sosial didalam Ruang
Maksud dari pernyataan tersebut yaitu adanya aturan, tujuan, hal yang ingin dibangun dalam ruang tersebut, dan ingin didiskusikan, sehingga dapat menciptakan ruang sosial bersifat dinamis.

4. Kedekatan dan Jarak dengan Ruang
Pada kedekatan dan jarak dengan ruang yaitu membahas tentang memahami suatu lingkungan, jika kita tidak dekat dengan lingkungan tersebut maka kita akan berjarak dan sebaliknya, seperti contoh lain: ketika seorang mahasiswa tidak mengerti materi di salah satu mata kuliah dan tidak mau mempelajarinya maka akan semakin jauh, dan tentu ketika pada saat ulangan mahasiswa tersebut tidak dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan tersebut.

5. Mobilitas Ruang
Merupakan perubahan yang ada pada ruang atau bersifat dinamis, yang dimana ruang tersebut tidak diam ditempat, tetapi selalu mengalami perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun