Mohon tunggu...
nurma santi
nurma santi Mohon Tunggu... -

ingin menjadi mahasiswa yang punya solidaritas yang kuat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Observasi Belajar Behavioristik

2 Juli 2013   14:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:07 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Maka dari itu saya memilih teori belajar behavioristik yang di terapkan dalam pola belajar yang saya alami saat ini. Saya jugs menentukan objek (tujuan) untuk penelitian terhadap SD INPRES 54 Makbusun. Di sekolah tersebut terdapat kurang lebih 250 siswa yang terdiri dari 7 kelas,kelas pertama di bagi menjadi 2 kelas yaitu A danB, dan jufga terdapat ruang laboraturium, ruang perpustakaan,ruang komputer,ruang guru,dan juga  terdapat kantin yang terdaoat tepat pada sudut sekolah sebelah utara.

Jika di tanya mengapa saya memilih objek tersebut,jawaban yang langsung tercetus dari bibir saya ialah "karena dekat dan terjangkau".Maksud dari dekat dan terjangkau ialahdekat dari lingkungan tempat tinggal,dan terjangkau dari pantauan.selain dari dekat dan terjangkau itu,saya juga memiliki adik yang bersekolah di tempat tersebut.Seseorang dapat di bentuk melalui lingkungan keluarga,sekolah dan lingkungan sekitarnya,yang saya ingin amati adalah lingkungan sekolah.Teori belajar ini juga di terapkan dalam lingkungan sekolah tersebut,seorang guru sering memberikan materi dan dari akhir materi tersebut di berikanlah tes atau yang biasa di sebut ujian,tujuan dari itu adalah untuk mengukur seberapa paham peserta didiknyadalam menerima materi yang telah di berikan,tujuan tersebut juga termasuk ke dalam teori belajar behavioristik. Individu yang sudah mendapatkan pelatihan atau belajar tentu akan mendapatkan perubahan tingkah laku di dalam dirinya.Nah,dari itu saya sangat tertarik untuk mengobservasi beberapa sisiwa dari SD INPRES 54 tersebut.

Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada lingkungannya.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.

Tokoh-Tokoh yang Mendukung Teori Belajar Behavioristik

Ivan P. PavlovMenurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori “connectionism”. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike menemukan hukum-hukum.


  1. Hukum kesiapan (Law of Readiness), kesiapan seseorang dalam melakukan sesuatu hal mempengaruhi hasil akhirnya.
  2. Hukum latihan, jika respons terhadap stimulus diulang-ulang maka akan memperkuat hubungan keduanya.
  3. Hukum akibat, hubungan stimulus respon diperkuat apabila akibatnya memuaskan, berlaku juga sebaliknya.
  4. Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori “connectionism”. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike menemukan hukum-hukum.
  5. Hukum kesiapan (Law of Readiness), kesiapan seseorang dalam melakukan sesuatu hal mempengaruhi hasil akhirnya.
  6. Hukum latihan, jika respons terhadap stimulus diulang-ulang maka akan memperkuat hubungan keduanya.


Hukum akibat, hubungan stimulus respon diperkuat apabila akibatnya memuaskan, berlaku juga sebaliknya.

Dalam observasi ini saya membandingkan hasil observasi saya dengan hasil cbservasi para ahli terdahulu,di sini penelitian saya ialah terhadap seorang siswa yang bersekolah di SD INPRES 54 Makbusun,di mana siswa tersebut dapat mengalami dapat mengalami perubahan tingkah laku,ketika ia melakukan proses belajar di dalam maupun di luar lingkungan sekolah,dari penelitian itu saya dapat memberikan contoh ketika ia tidak terbiasa mengucapkan salam kepada siapapun jika ia bertemu seseorang dan kemudian guru mengajarkan ia salam sapa,kemudian ia lakukan itu di dalam maupun di luar lingkungan sekolahnya,ia mlai terbiasa dengan cara tersebut,kemudian suatu ketika gurunya ingin mengetahui hal itu,ternyata benar pelajarnya sudah mengerti arti dari materi yang ia berikan.dan di sini saya dapat menyimpulkan teori itu dapat merubah tingkah laku seseorang jika ia langsung melakukan (mempraktekan) dan di sini juga guru ataupun orang yang ada di sekelilingnya dapat merangsang sisiwa dalam berperilaku.

Penelitian menurut Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936),ia melakukan percobaannya terhadap anjing,dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehinggamemunculkan reaksi yang diinginkan,ia juga mengadakan operasi leher pada seekor anjing,sehingga kelihtan air liur dari luar,maka keluarlah air liur tersebut,sebelum makanan di perlihatkan maka yang di perlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu,baru makanan,dengan sendiri air liurpun akan keluar pula,apabila perbiatan yang demikian di lakukan berulang-ulang,maka suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah tanpa makanan maka air liur akan keluar pula.

Edward Lee thorndike (1874-1949),binatang kucing yang telah dilaparkan dan di letakkan dalam sangkar yang tertutup.

Menurut saya objek yang tepat terhadap teori behavioristik ini adalah SD INPRES 54,di situlah saya melakukan penelitian kira-kira 3 minggu lalu,SD INPRES 54 yang telah di bangun kurang lebih 20 yang lalu,ketika paman saya bersekolah,sekolah tersebut telah di bangun,sekolah tersebut bertempat di sp 3 makbusun,bertempat tepat di pinggir jalan poros,sekolah yang memiliki beberapa banguanan,yaitu tertdapat 7 ruang kelas,ruang laboraturium,ruang komputer,ruang perpustakaan,ruang kantor,dan memiliki lapangan yang cukup luas,lapangan tersebut dapat di gunakan sebagai lapangan upacara bendera,olahraga atau senam,keadaan lingkungan sekolah yang bersih,dan tanaman bunga yang tertata rapi,sehingga yang melihatnya merasa nyaman dengan kondisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun