Mohon tunggu...
Nurlinda Kurnia Dewi
Nurlinda Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa UNISA Yogyakarta yang disuruh bikin tugas meresume

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MATAF 1 UNISA Yogyakarta

17 September 2025   13:27 Diperbarui: 17 September 2025   18:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi Mahasiswa dalam Bela Negara di Era Post-Truth :
a.Literasi Digital - Menyaring informasi, melawan hoaks dengan fakta, serta menggunakan media digital untuk menyebarkan narasi positif.
b.Pendidikan Kewarganegaraan - Menguatkan nilai Pancasila, patriotisme, dan wawasan kebangsaan melalui diskusi, workshop, dan seminar.
c.Kegiatan Sosial Budaya - Aktif dalam festival budaya, bakti sosial, dan pelestarian tradisi lokal guna mempererat persatuan dan cinta tanah air.

3.Amika Wardana, S.Sos., M.A., Ph.D.

Bpk.Amika mengusung tema "Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia".Pendidikan tinggi berawal dari Akademi Plato, Nalanda, dan Madrasah Islam, berkembang di universitas abad pertengahan (Bologna, Paris, Oxford) sebagai pusat teologi, hukum, dan filsafat, dengan fungsi awal menjaga kebenaran serta mendidik profesional di bidang hukum, medis, dan birokrasi.

Perguruan tinggi modern berkembang sejak Renaisans dan Pencerahan dengan menekankan humanisme, rasionalitas, dan sains. Model Humboldt menegaskan kesatuan riset-pengajaran serta kebebasan akademik. Perguruan tinggi menjadi instrumen negara-bangsa, modernisasi, dan demokratisasi akses pendidikan. Seiring marketisasi, pendidikan dipandang sebagai investasi modal manusia. Kini, universitas berfokus pada 21st century skills, riset global, keterlibatan sipil, serta solusi isu kemanusiaan, sehingga berperan sebagai ruang pencarian kebenaran sekaligus pelayanan kemanusiaan.

Terdapat  162 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Indonesia. Data menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi Indonesia meningkat dari 18,06% pada 2011 menjadi sekitar 33,94% pada 2024, namun pertumbuhan relatif stagnan sejak 2016. Pemerintah menargetkan APK 60% pada 2045, yang berarti hampir dua kali lipat dari capaian saat ini. Untuk mencapainya, diperlukan upaya serius dalam pemerataan akses, dukungan biaya, digitalisasi pembelajaran, serta peningkatan kualitas pendidikan agar lebih banyak generasi muda dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

PTMA berdiri sejak 1955 dan kini menjadi jaringan PTS terbesar di Indonesia dengan lebih dari 163 kampus. Ciri utamanya mengintegrasikan Islam Berkemajuan dengan ilmu, menjunjung kemandirian dan inovasi sosial, serta berorientasi pada mutu, riset, digitalisasi, dan lahirnya lulusan profesional berkarakter Islami.

Menjadi mahasiswa berarti menguasai ilmu dan keterampilan, mengembangkan diri, berpikir kritis dan kreatif, mempersiapkan karier, serta berkontribusi bagi masyarakat dan kemanusiaan.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menggambarkan jenjang pendidikan dan kompetensi dari level 1 hingga 9, mulai dari SMU/SMK pada level dasar, pendidikan vokasi (D1-D4/S1 Terapan) di level 3-6, pendidikan akademik (S1 di level 6, S2 di level 8, S3 di level 9), serta program profesi di level 7-8, dengan capaian kompetensi yang meningkat dari operator, teknisi/analis, hingga ahli.

Tabel KKNI menunjukkan bahwa lulusan Diploma 3 fokus pada keterampilan teknis rutin, Diploma 4 mampu mengelola pekerjaan kompleks, Sarjana menguasai teori mendalam dan berpikir kritis, sedangkan Profesi menekankan praktik sesuai standar nasional-internasional dengan tanggung jawab etis dan profesional.

Diploma 3 ditempuh 3 tahun dengan tugas akhir proyek atau laporan praktik, Diploma 4/ Sarjana Terapan dan Sarjana masing-masing 4 tahun dengan tugas akhir proyek terapan, skripsi, atau sejenisnya, sedangkan Profesi 1-2 tahun pasca D4/S1 di bidang tertentu dengan uji kompetensi dan praktik profesional.

Enam kompetensi penting dalam pendidikan (6C's) meliputi komunikasi untuk membangun hubungan, kolaborasi dalam kerja tim, berpikir kritis untuk menganalisis dan memecahkan masalah, kreativitas untuk menghasilkan solusi inovatif, kesadaran kewargaan dan budaya dalam konteks global, serta karakter dan kepedulian yang menekankan empati dan tanggung jawab sosial.

6C mahasiswa meliputi berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, berwawasan global, serta berkarakter berintegritas dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun