Mohon tunggu...
Nur Layly qubaylal fitri
Nur Layly qubaylal fitri Mohon Tunggu... -

Nur layly qubaylal fitri (1240001) Lamongan, 01 maret 1995 Psikologi'12 UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Selayang Pandang Psikologi Klinis - Part 2"

5 Maret 2014   01:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“SELAYANG PANDANG PSIKOLOGI KLINIS – Part 2”

Salam, jumpa lagi dengan informasi pengetahuan seputar psikologi klinis. Pada pembahasan kali ini akan meneruskan artikel minggu kemarin masih mengenai pengantar psikologi klinis.

Awal pembahasan kali ini, akan dimulai dengan mengetahui landasan kompetensi lingkup psikologi klinis, mengapa? Karena untuk dapat melaksanakan tugas-tugas yang sesuai dengan ukuran kegiatan baku psikologi klinis, diperlukan kompetensi dasar yang dilandasi oleh penguasaan tiga macam pengetahun dan keterampilan dasar yang perlu dimilikinya, yaitu:

1.Pemahaman Akademik

Yakni asumsi teoritik secara holistik atau expert, terutama terhadap psikologi abnormal, teoti psikologi abnormal sebagai landasan teoretis psikologi klinis, dibahas dalam bentuk seminar untuk mencari kesesuaian dengan situasi klinis yang berkembang masa kini maupun kemungkinannya di masa depan. Pemahaman ini minimal akan menyangkut bidang kepribadian, perkembangan dan penyesuian serta kelompok sosial yang berfungsi sebagai fasilitator maupun distraktor efektivitas pemfungsian manusia yang memiliki komponen dasar, fisik, ruang, elemen arsitektur, peran dan sumber daya.

2.Pengalaman Riset

Kecakapan dalam hal penelitian bersifat mutlak, mengingat psikologi merupakan keilmuan dan memiliki subjek yang berkembang dalam ruang dan waktu.

3.Pengalaman Klinis

Pengalaman atau kemampuan menerapkan ilmu dan menghadapi klien, untuk sebagian dan terpenting para calon psikolog klinis ini melakukan kegiatan magang atau intership. Sementara itu yang paling besar porsinya yaitu dalam rangka asesmen dan terapi.

Adapun beberapa profesi lain yang terkait dengan psikologi klinis baik itu di indonesia maupun di luar negeri di antaranya sebagai berikut,

1.Psychiatry, atau biasa disebut psikiater mempunyai tugas-tugas yang khusus dan berbeda dengan psikolog, dimana psikiater di indonesia mempunyai hak untuk memberikan resep obat kepada klien atau memberikan terapi, beda halnya dengan psikolog tidak di perkenankan untuk memberikan obat dalam bentuk apapun. Tetapi di luar negeri seperti Amerika psikolog mempunyai hak untuk memberikn obat kepda klien.

2.Psychiatric social work, banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, kegiatannya memberi kuota sosial biasanya perusahaan menyisakan dana atau biaya khusus untuk melakukan aksi sosial. Di indonesia sendiri masih sangat jarang dijumpai perusahaan dengan model seperti ini, hanya beberapa perusahaan saja yang menerapkannya.

3.Psychiatric Nursing, atau susternya psikiater banyak di jumpai di negara seperti Amerika atau Eropa, dan masih tidak ada di Indonesia.

Terdapat empat persamaan minimal dari profesi di atas:

1)Semuanya profesi tersebut “Penolong Mental” yang independen

2)Basic tumpang tindih teoritik yang tumpang tindi

3)Saling kerjasama dan tergantung dalam bidang sosial politik, dukungan masyarakat, dan pendanaan.

4)Semuanya pernah melakukan penelitian dalam bidang kesehatan mental.

Tetapi, ke empatnya berbeda dalam hal:

1)Induk dan jenjang pendidikan (lisensi, registrasi, sertifikat)

2)Otoritan intervensi

3)Penghasilan.

Dan terakhir, masuk ke dalam terapan psikologi klinis. Terapan psikologi klinis terutama berkaitan dengan kegiatan assessment (pengiraan) dan treatment (penanganan/tindakan). Dalam perkembangan terbaru, psikologi klinis mulai sangat berperan dalam bidang lain tidak hanya pada kesehatan mental saja, seperti dalam pengadilan, kesejahteraan masyarakat, kesehatan fisik, pembuat kebijakan, dan tentu saja penelitian dan pengelolaan di segala bidang pelayanan untuk individu, keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat, dan dunia global. Oleh karena itu, pengembangan psikologi klinis juga diarahkan pada perkembangan perkiraan, penanganan, pengelolaan, penelitian, dan dpembuatan kebijakan di segala aras mulai dari perorangan, keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat, sampai dunia global.

“Sekian, untuk perjumpaan minggu ini, semoga dapat di ambil informasinya dan bermanfaat bagi pembaca. Untuk kritik dan saran di persilahkan, agar artikel yang di buat semakin bagus. Terimakasih ^_^


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun