Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Ditolak, Bapak Budi Bertindak

2 September 2023   18:28 Diperbarui: 2 September 2023   18:31 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Alice Bitencourt from Pixabay

"Bukan ragu, Pak. Hanya saja, takut kalau perasaanku tak terbalas." Budi berucap dengan nada memelas.

"Lelaki harus tegas, termasuk soal hati. Apa lagi, calon pemimpin sepertimu.. Kamu kudu siap menerima segala risiko. Anggap saja ini juga bentuk perjuangan kayak masa pemilihan nanti. Kalau ternyata nggak dipilih, harus ikhlas. Legowo adalah kunci."

Bapaknya Budi menasihati dengan santai. Pikiran Budi sedikit tenang. Meski pun, masih banyak tanya yang belum terjawab. Namun, ia optimis kali ini.

"Mantapkan hati. Jangan lupa doanya juga dikuati." Budi mengangguk dengan semangat kala mendapatkan petuah dari sang Bapak lagi.

Tak terasa, jalan yang ditempuh sekitar setengah jam itu telah usai. Budi dan bapaknya tiba di tempat yang dituju, yaitu rumah si bunga desa yang terletak di ujung gang di dekat pos ronda.

Bismillah, batin Budi.


Sesampainya di depan rumah Ani, Budi dan si Bapak disambut dengan hangat. Ada kudapan yang terhidang manis di meja ruang tamu. Tak lupa, kopi panas pun turut serta menemani.

"Waduh ... malah jadi merepotkan ini, Pak," canda Budi pada bapaknya Ani, tentu saja untuk mengurangi rasa gugup. 

Semua yang ada di sekitarnya pun tertawa lepas.

"Ndak repot, kok, Mas Budi. Kami sungguh merasa tersanjung karena didatangi oleh tamu agung seperti panjenengan." Ibunya Ani menyahut dengan senyum yang sangat lebar.

Selepas basa-basi tentang banyak hal, bapaknya Budi mengutarakan perihal kunjungannya malam ini. "Kedatangan kami ke sini, selain untuk menyambung hubungan, juga ada sedikit perlu sama Ani, Pak, Bu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun