Mohon tunggu...
Nurlaili
Nurlaili Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana Univeristas Sebelas Maret

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Kata "Meninggoy" dalam Perspektif Semantik

30 Desember 2020   14:40 Diperbarui: 26 April 2021   11:07 24344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kajian semantik, dikenal dengan istilah eufisme, yaitu kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus (Nursida, 2014: 53). Sehingga, kata baku “meninggal” dengan sengaja dirubah menjadi kata “meninggoy” untuk memperhalus suatu ungkapan dan ucapan.

Seperti penggunaan pada ungkapan candaan berikut: “meninggal aja deh kita” dan “meninggoy aja deh kita”. Ungkapan dengan kata “meninggoy” lebih bisa di terima sebagai bahan candaan dibandingkan dengan kata “meninggal”.

Lebih lanjut, kata “meninggoy” mengalami pergeseran dari segi penggunaanya. Seperti pada status instagram berikut:

Contoh penggunaan kata "meninggoy" di media sosial. | (Foto dari Instagram/www.instagram.com)
Contoh penggunaan kata "meninggoy" di media sosial. | (Foto dari Instagram/www.instagram.com)
Pada status instagram tersebut, menampilkan salah satu anggota boyband asal Korea Selatan yaitu ‘Jungkook’ berdiri dan berpose dengan sangat tampan. Kemudian, pemilik akun yang merupakan penggemar dari boyband tersebut menuliskan caption “Jekey makin hari makin sering bikin anak orang mau meninggoy”.

Dengan kata lain, pose tampan dari ‘Jungkook’ tersebut sangat luar biasa dan yang melihatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi atau seakan mau meninggal. Sehingga, jika dicermati lebih lanjut, kata “meninggoy’ digunakan untuk mengekspresikan suatu hal yang dianggap sangat bagus dan menarik bagi orang tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata “meninggoy” memiliki arti dan makna yang sama dengan kata baku “meninggal”. Tetapi, penggunaannya berbeda. Kata “meninggoy” digunakan untuk mengekspresikan sesuatu yang menganggumkan bagi orang tersebut.

Selain itu, kata “meninggoy” merupakan contoh dari eufisme. Sehingga, ketika orang-orang menggunakan kata-kata tersebut kepada orang lain, orang tersebut tidak merasa tersinggung dan menganggapnya sebagai bahasa lelucon.

Sumber Referensi:

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Nursida, Ida. 2014. Perubahan Makna Sebab dan Bentuknya: Sebuah Kajian Historis. AlFaz, Vol. 2, No. 2 Juli-Desember, 2014.

Sumber Daring:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun