Â
Ratusan ikan bandeng mati mendadak dan terapung di perairan Desa Tani Indah, Kecamatan Kapuiala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Â Warga menduga kematian massal tersebut disebabkan pencemaran limbah cair dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT OSS di kawasan industri nikel Morosi. Â PT OSS membantah klaim tersebut, menyatakan limbah mereka dikelola dengan baik dan tidak mengalir ke sungai. Namun, warga menunjukkan saluran air yang menghitam saat musim hujan, yang bermuara ke laut hanya beberapa ratus meter dari lokasi PLTU.
Â
Selain pencemaran air, warga juga mengeluhkan dampak debu batubara dari PLTU yang sangat mengganggu kesehatan dan lingkungan. Â Bapak Samsudi, misalnya, mengaku menderita penyakit pernapasan parah akibat debu batubara yang masuk ke rumahnya. Â Debu tersebut menempel di seluruh bagian rumah, perabotan, dan bahkan makanan. Â Bapak Syamsudin mengalami sesak napas dan nyeri dada, sementara Zainuddin melaporkan penurunan kualitas hasil panen akibat debu batubara.
Â
Hasil pengujian sampel limbah air menunjukkan kandungan tembaga dan zat beracun yang melebihi batas aman, berbahaya bagi kehidupan air dan kesehatan manusia. Â Kandungan tembaga melebihi batas yang diizinkan (0,0485 mg/L vs. 0,02 mg/L). Zat beracun tersebut dapat menyebabkan masalah pernapasan, kerusakan organ, gagal reproduksi, kerusakan ginjal, tulang rapuh, dan risiko kanker.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI