Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Harga Pangan di Pasar Tradisional dan Mini Market OK...

29 April 2020   11:33 Diperbarui: 29 April 2020   11:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bahan Pangan (Sumber: Dokprib Nurlaeli M)

Bahan pangan adalah sumber bahan makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, dikonsumsi manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya. Bahan pangan merupakan kebutuhan primer manusia selain sandang dan papan.

Di antara kebutuhan primer tersebut kebutuhan akan bahan pangan nomor satu (sangat pokok). Setiap hari manusia harus makan. Dan untuk memenuhi kebutuhan akan makan adalah bahan pangan.

Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan, contohnya tahu, tempe, tepung-tepungan, gula, minyak goreng, sayur mayur, buah-buahan dsb. Selain bahan pangan yang berasal dari tumbuhan, banyak bahan pangan yang berasal dari hewan terutama untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak bagi manusia, di antaranya: daging sapi, daging kerbau, daging ayam, ikan mas, ikan mujair, ikan bandeng, ikan patin, cumi-cumi, udang, telur dsb.

Harga bahan pangan tersebut selalu mengalami kenaikan yang signifikan dan selalu dikeluhkan masyarakat terutama ibu-ibu apabila menjelang hari-hari istimewa, seperti menjelang tahun baru Masehi, menjelang awal Ramadan, menjelang hari-hari raya, IdulFitri, IdulAdha, Hari Natal, Hari Waisak, Hari Nyepi, Imlek dsb. Itu sudah bisa dipastikan menjelang hari-hari tersebut harga-harga bahan pangan melambung.

Bagaimana harga-harga bahan pangan pada situasi seperti ini? Harga pangan pada masa Ramadan dan wabah covid 19? Ini menjadi sesuatu yang menjadikan kita deg-degan karena harga-harga bahan pangan melambung.

Banyak masyarakat yang menjerit terutama masyarakat yang terdampak pandemi secara ekonomi. Masyarakat menengah ke bawah, kenaikan harga bahan tersebut sangat berarti, sangat terasa, berbeda dengan golongan masyarakat yang tabungannya masih banyak dan penghasilannya masih ada. Semua ini dikhawatirkan oleh berbagai pihak.

Sebelum Ramadan dan bencana ini datang, ada beberapa bahan pangan yang sudah mencuri start naik lebih dulu, yaitu menjelang tahun baru. Bahan pangan tersebut adalah bawang putih. Bawang putih adalah bahan masakan yang diperlukan juga di samping bawang merah. Dan tentunya ada beberapa bahan pangan yang harganya naik menjelang tahun baru.

Tidak beberapa lama kemudian bawang merah harganya ikut menyesuakan diri dengan bawang putih, sama-sama harganya lumayan mahal. Tapi Si Putih dan Si Merah karena dipakainya hanya sedikit untuk rumah tangga, kurang terasa kenaikannya. Satu kilogram saja ini awet. Untuk menyiasatinya penggunaan keduanya dikurangi.

Harga-harga bahan pangan di mini market atau di pasar tradisional di sekitar tempat tinggal saya, menurut saya masih bisa diajak kompromi. Ada kenaikan di berbagai bahan pangan tetapi naiknya sedikit saja. Ada beberapa kenaikan yang signifikan. Bahan pangan yang berasal dari hewan mulai hari pertama Ramadan sampai hari keenam harganya bervariasi: harga telur Rp28.000,00/kg, harga daging sapi Rp130.000,00/kg, daging ayam Rp48.000,00/ekor, ikan mas Rp33.000,00/kg, ikan patin 35.000,00/kg.

Harga bahan pangan yang berasal dari tumbuhan juga mengalami kenaikan tetapi kenaikannya normal saja. Harga tahu di pedagang sayur Bandung biasa 1 bungkus berisi 10 tahu Rp7.000,00 sekarang bulan Ramadan Rp10.000,00/bungkus. 

Harga jeruk biasa Rp15.000/kg sekarang Rp20.000/kg. Harga pisang tidak mengalami kenaikan karena stoknya banyak. Begitu pun harga sayuran mengalami kenaikan tidak seperti biasa tetapi itu masih bisa diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun