Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Terimakasih, Pak Rizal Ramli! Pahlawan Listrik Pulsa Kami

7 Oktober 2015   14:28 Diperbarui: 29 Oktober 2015   19:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Fee Retail PLN. Dokumen Pribadi"][/caption]Apa yang dilakukan oleh Pak Rizal Ramli untuk 'melibas' mafia listrik perlu mendapatkan apresiasi bahkan jika diperlukan saya sebut dia Pahlawan Listrik Pulsa karna dia telah berani menyatakan kebenaran dan bukan membenarkan kenyataan. Saya sendiri seorang pelaku penjualan listrik meski baru memasuki dunia bisnis beberapa minggu yang lalu tapi saya menyadari 100 persen bahwa ada yang salah dari sistem penjualan ini. Titik lemahnya ada pada kurangnya transparansi dan longgarnya regulasi dari nominal Kwh dan harga jual yang bermuara dari ketidaktransparan itu sendiri.

Contoh sederhana , untuk token listrik '450 'harga jual 20 ribu Rupiah , retailer diberi pilihan dari PLN A sampai PLN I dengan strata nominal KWH berbeda beda juga yang semakin ke abjad lebih rendah, semakin sedikit KWH meter dan Hpp lebih murah tapi dengah harga jual tetap . PLN A misalnya , harga pokoknya 21000 dengan 40 meter kwh. PLN H mempunyai harga pokok 16.800 dengan kwh 34 meter. Dua contoh varian di atas dijual untuk token listrik 20 ribu.

Di sini letak ketidakberesan itu, pelanggan listrik tidak tahu jika dia harus menerima listrik yang lebih sedikit dengan daftar list yang telah ia bayar karna pada platformnya dia menebus token pulsa harga 20 ribu rupiah . Karna pilihan PLN A sampai I hanya rahasia dealer pulsa dan retailer. Informasi ini bahkan tak pernah disosialisasikan oleh pihak PLN sebagai badan usaha yang menyediakan barang.

Gambaran di atas adalah yang sampai kepada kita, para retailer. Sedangkan yang terjadi sebelum mata rantai ini pada level retail 'mungkin' akan lebih dahsyat lagi yang akumulasinya menekan pelanggan listrik sehingga nominal kwh meter lebih sedikit dari yang harus didapat.

Seminggu yang lalu, perubahan drastis terjadi. PLN A sampai I dengan isi kwh bervariasi seperti di atas dihapuskan menjadi satu harga pokok 21.250 rupiah mempunyai isi 43.9 kwh meter, ini untuk produk ; token listrik 20 ribu rupiah. PLN A Sampai PLN I tetap ada namun untuk pilihan keuntungan yang diinginkan retail dan tidak pada isi Kwh meter. Dengan kata lain, seluruh token listrik untuk harga tertentu telah diseragamkan isinya, dan dealer pulsa hanya memfasilitasi pilihan fee yang diinginkan oleh retailer dengan PLN A keuntungan yang lebih sedikit 1000 rupiah sampai fee 5000 rupiah per transaksi.

Saya pun meng-infomasikan kepada pelanggan dengan suka cita akan perubahan ini agar masyarakat mengerti dengan kenaikan harga yang tak seberapa tapi transparansi diperoleh dengan baik sampai tingkat pelanggan.

Dengan diterimanya pembelian Cash dari pelanggan ke proxy proxy PLN dalam bentuk dealer pulsa yang otomatis terlebih dulu harus memborong listrik dari PLN sebelum didistribusikan, maka PLN telah mendapatkan setidaknya tiga keuntungan : pertama modal cash dalam jumlah trilyunan rupiah yang selama ini menjadi beban PLN karna harus memberikan pinjaman listrik kepada pelanggan. Memangkas biaya pengeluaran dengan tidak adanya karyawan penghitung meter PLN yang dibutuhkan dalam sistem terdahulu. Keuntungan ke tiga dan ini sangat signifikan adalah : Nol tunggakan.

Berdasar keuntungan yang tidak sedikit baik materi maupun immateri di atas , saya mengusulkan ke pada PLN agar mengaktifkan fitur yang memudahkan kepada pelanggan listrik dengan sistem pulsa. Seyogyanya, ketika listrik dibayar, deposit sudah otomatis masuk ke rekening tanpa perlu susah payah memasukkan angka angka rumit ke dalam meter listrik seperti pulsa Handphone. Belajar dari lapangan, betapa repotnya memasukkan deret angka satu demi satu dengan tombol seper empat jari telunjuk kita. Banyak pelanggan yang gagal memasukkan angka itu harus bolak balik mengulangi proses input sedangkan pekerjaan harian memburu masyarakat.

Kepada Pak Rizal Ramli...kami ucapkan ribuan terimakasih banyak ...we need action not word.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun