Semua Ingar-bingar tentang Senja

Sulit untuk aku percaya, menyukai senja dan membencinya dalam waktu bersamaan. Bagaimana bisa? Jangan tanyakan padaku. Aku tidak tau mungkin tidak akan pernah tau. 

Senja hari ini datang lagi. Begitu merah. Senja itu jingga. Omong kosong. Senja hari ini begitu merah. Sangat merah bak api. Aku dalam masalah, ada api dalam senja. 

Aku iri dengan mereka yang mendefinisikan senja sangat indah. Aku dibuat binggung letak indahnya di mana? Aku memang suka, tapi tidak sependapat bahwa itu indah. 

Menurutku senja itu ahli mempermainkan. Itu sebab aku menyukainya dan ingin belajar dengannya. Aku benci dipermainkan, untuk itu aku belajar keras ingin mempermainkan. 

Gila! Manusia macam apa yang punya pikiran begitu. Ketahuilah, keadaan yang membuat aku begini. Aku tidak punya pilihan. Bodoh memang memilih tidak mempermainkan padahal punya kehendak dan kesempatan. 

 Aku terlalu putus asa. Berharap terlalu banyak dan mendapat lebih sedikit. Itu alasan yang aku buat agar bisa masuk akal. Aku sangat ahli merangkai semua peristiwa sehingga nampaknya saling berkaitan padahal tidak hanya untuk membenarkan hatiku. 

Jangan berbuat hal yang memalukan. Akan lebih terhormat kau yang dipermainkan dari pada mempermainkan meski punya kuasa dan berhak melakukannya.