Mohon tunggu...
Nur Khabibah
Nur Khabibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi, Universitas Trunojoyo Madura

Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19 dan Tingginya Angka Putus Sekolah

15 Juni 2021   20:44 Diperbarui: 15 Juni 2021   22:30 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Terlepas dari penyebab perekonomian sebagai pemicu meningkatnya jumlah anak putus sekolah, adanya pandemi Covid-19 juga memberikan pengaruh signifikan terhadap anak. Sistem pembelajaran saat pandemi Covid-19 yang dilakukan dengan sistem dari dan belajar di rumah dengan menggunakan media elektronik berupa handphone, mendorong anak untuk menghabiskan waktu bermain handphone lebih sering terlepas dari waktu belajarnya.

               Dampak yang ditimbulkan dari hal ini adalah kecanduan game online dan tik-tok yang saat ini menjadi aplikasi yang trend. Resiko tersebut akan terjadi ketika orang tua tidak memberikan pengawasan dan pembatasan terhadap aktivitas anak dalam bermain gadget. Resiko dari adanya permasalahan ini didukung oleh maraknya berdirinya warung yang memberikan fasilitas berupa wifi. Fenomena ini kerap ditemui pada masyarakat pedesaan yang dilatarbelakangi karena minimnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua. Sejak diterapkannya pembelajaran di daring dan di rumah, banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dan orang tua yang mengerjakan tugas, hal ini kerap terjadi umumnya pada siswa sekolah dasar. Pada akhirnya, ketika mereka naik pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan orang tua merasa tidak mengerti tentang pelajaran yang diberikan, maka memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.

               Permasalahan putus sekolah pada anak harus segera ditangani dan tidak bisa dibiarkan karena ketika jumlah kasus putus sekolah semakin banyak maka resiko yang terjadi adalah maraknya kebodohan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Pengaruh yang ditimbulkan dari rendahnya kualitas sumber daya manusia adalah berupa peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan dalam masyarakat. Munculnya permasalahan putus sekolah pada masyarakat miskin di era pandemi Covid-19 ini, menyebabkan adanya fenomena ketimpangan pendidikan antara masyarakat kaya dan miskin. Maka, perlu adanya solusi dalam mengatasi permasalahan ini yang melibatkan pemerintah, lembaga pendidikan, agen pelaksana pendidikan (guru), dan orang tua.

               Langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menjangkau dan meninjau seluruh wilayah mulai dari pusat hingga pelosok daerah terkait jaringan, sistem pendidikan, akses dan fasilitas pendidikan yang ada, dan memperbaiki segala hal yang dibutuhkan dalam pendidikan. Langkah yang bisa dilakukan oleh pendidikan adalah mengkoordinasikan kepada pusat terkait hal yang menjadi hambatan bagi masyarakat ketika memutuskan pemberhentian sekolah untuk anak mereka dan memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan. Sedangkan langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menjalin komunikasi kepada pihak sekolah ketika merasa tidak mampu memenuhi biaya pendidikan dan bertanya terkait alternatif bantuan agar anak bisa melanjutkan pendidikan dengan baik serta memberikan pengawasan dan kontrol yang baik terhadap penggunaan gadget di luar jam belajar. Sehingga, melalui data dan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa maraknya jumlah siswa putus sekolah saat pandemi Covid-19 adalah disebabkan karena adanya perubahan ekonomi berupa penurunan pendapatan sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19 pada kalangan masyarakat menengah kebawah dan masyarakat miskin.

               Fenomena ini tentu menjadi masalah yang cukup krusial jika tidak segera ditangani. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan dasar pengembangan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui hasil yang didapatkan oleh individu dalam pendidikan baik berupa output atau skill. Berdasarkan pengaruh positif yang diperoleh individu sebagai hasil dalam menjalankan pendidikannya itulah perbaikan kualitas sumber daya manusia dapat terwujud melalui skala individu.

               Hal tersebut memiliki hubungan dan timbal balik yang sangat erat dengan keadaan penduduk yang selalu bertambah dimana pendidikan berfungsi sebagai penyeimbang antara pertumbuhan penduduk dan suatu kemajuan. Tujuannya adalah dengan adanya pendidikan diharapkan dapat memberikan dampak berupa kemampuan pada setiap individu untuk mencapai perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Selain itu, pendidikan juga bertujuan dalam mengurangi masalah sosial yang disebabkan karena jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan kualitas sumber daya manusia. Maka, peran pendidikan dalam hal ini adalah bersifat penting dan perlu di prioritaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun