Mohon tunggu...
Mulia Sari
Mulia Sari Mohon Tunggu... Pengajar Ilmu Sosial

Tulisan-tulisan dalam akun ini rata-rata adalah karya para santri Ponpes Muadalah Al-Fahd yang saya bimbing dalam program literasi sosial (KSSAF). Guru Pembimbing: Mulia Sari, S.E.

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Sejarah Berdirinya Jembatan Ampera: Simbol Historis dan Identitas Kota Palembang

8 Agustus 2025   09:28 Diperbarui: 8 Agustus 2025   09:28 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palembang. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Ryan Zulqudsie

Jembatan Ampera merupakan ikon tak tergantikan dari Kota Palembang, Sumatera Selatan. Lebih dari sekadar penghubung antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir, jembatan ini adalah saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia pasca-kemerdekaan. Dengan arsitektur yang megah dan nilai historis yang kuat, Jembatan Ampera menjadi kebanggaan masyarakat Palembang hingga kini.

Awal Mula Pembangunan

Pembangunan Jembatan Ampera dimulai pada bulan April 1962 atas instruksi langsung Presiden Soekarno dan diresmikan pada tahun 1965. Proyek ini merupakan bagian dari kerjasama Indonesia–Jepang, di mana pembiayaan berasal dari dana pampasan perang Jepang kepada Indonesia.

Pada awalnya, jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno, sebagai bentuk penghargaan kepada Sang Proklamator. Namun, akibat dinamika politik nasional pasca peristiwa G30S/1965, nama tersebut diganti menjadi Jembatan Ampera, yang merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat. Perubahan nama ini mencerminkan semangat era Orde Baru yang ingin lebih menonjolkan aspirasi rakyat ketimbang tokoh individu.

Keunikan Arsitektur dan Teknologi

Jembatan Ampera memiliki panjang sekitar 1.117 meter dengan lebar 22 meter. Salah satu keistimewaannya pada awal pembangunannya adalah bagian tengah jembatan yang dapat diangkat untuk memberi jalan bagi kapal besar yang melintas di bawahnya. Sistem pengangkatan ini ditopang oleh dua menara setinggi 63 meter, masing-masing dilengkapi pemberat seberat 500 ton.

Namun, sejak tahun 1970, mekanisme pengangkatan ini dihentikan karena dianggap mengganggu lalu lintas kendaraan yang semakin padat serta alasan keselamatan.

Dari Infrastruktur ke Landmark Wisata

Seiring berjalannya waktu, Jembatan Ampera tak hanya menjadi jalur vital penghubung antarkawasan, tetapi juga telah menjelma menjadi destinasi wisata unggulan. Pada malam hari, jembatan ini dihiasi cahaya warna-warni yang menambah keindahannya sebagai objek foto dan tempat berkumpulnya warga.

Sebagai simbol kota, Jembatan Ampera juga menjadi latar banyak event budaya dan sejarah. Tak heran jika wisatawan yang datang ke Palembang menyebut belum lengkap jika belum melihat Jembatan Ampera secara langsung.

Mitos dan Fakta Seputar Jembatan Ampera

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun