Mohon tunggu...
Nur Isna MaArif
Nur Isna MaArif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

bahagia selalu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Analisis Problematika BSI Terkena Serangan Ransomware Dalam Pandangan Hukum Positivisme

24 September 2023   22:14 Diperbarui: 27 September 2023   22:09 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nur Isna Ma'Arif (222111121)

Artikel ini untuk memenuhi tugas sosiologi hukum dengan Dosen Pengampu Muhammad Julijanto, S.Ag,. M.Ag

BSI (Bank Syariah Indonesia) merupakan bank di Indonesia yang bergerak di lembaga perbankan syariah. Bank Syariah Indonesia ini hampir sama dengan bank konvensional lainnya, yang membedakan hanya prinsipnya dalam menjalankan proses perbankan, BSI menggunakan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan ajaran dalam syariat Islam.

Kasus BSI Terkena Serangan Ransomware Dalam Hukum Positivisme 

Beberapa waktu terakhir ini nasabah BSI (Bank Syariah Indonesia) mengeluh tidak dapat mengakses aplikasi BSI mobile mereka. Hal ini ramai diperbincangkan di media sosial bahwa BSI terkena ransomware. Pihak BSI memberi penjelasan bahwa pihaknya sedang melakukan maintenance system sehingga layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu.Namun di media sosial ramai dengan adanya bukti bahwa BSI sedang diserang ransomware.

Pakar keamanan siber Teguh Aprianto mengungkapkan kabar di akun Twitternya bahwa BSI diserang ransomware. Teguh mengatakan bahwa total data yang dicuri siber sebesar 1,5 TB, diantaranya 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan lainnya. Akibat dari kebocoran data tersebut, nasabah yang memiliki saldo tidak wajar menjadi incaran kantor pajak dan ada beberapa nasabah yang mengeluhkan bahwasanya saldonya berkurang. Imbas dari pencurian data ini yaitu mbanking, internet banking, email, dan lain-lain akan bocor. Maka dari itu, nasabah BSI dihimbau untuk segera mengganti kredensial mbanking, internet banking, dan PIN ATMnya.

Alfons mengatakan ada beberapa langkah mitigasi yang bisa dilakukan untuk menghindar dari serangan ransomware. Antara lain melakukan patching alias penambalan celah keamanan pada semua software dan hardware secara berkala.

Selain itu juga melakukan perlindungan melalui firewall yang diamankan dengan kebijakan yang konservatif dan memisahkan DMZ dengan intranet.

"Namun, sekalipun semua usaha dilakukan tetap saja ransomware masih bisa menembus pertahanan," kata Alfons.

Walaupun banyak para ahli yang mengatakan usaha yang dilakukan sia-sia akan tetapi kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Dengan bertahap maka kasus dan masalah itu pasti menemukan solusi yang terbaik dan menjadikan masyarakat Indonesia merasa aman.

Pihak BSI mengatakan bahwa layanan perbankan sudah berangsur membaik dan Direktur Utama BSI menegaskan pihaknya akan terus melakukan perbaikan pengamanan sistem IT perbankan berdasarkan pedoman dan standar yang telah ditetapkan dan akan terus memperkuat sistem keamanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun