Mohon tunggu...
Nur Intan Marine
Nur Intan Marine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi di Universitas Islam Indonesia

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Tingkat Kesadaran Gen Z terhadap Kesehatan Mental

4 Desember 2022   15:15 Diperbarui: 4 Desember 2022   15:21 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu contoh menfess di twitter/tangkapan layar

Akhir akhir ini issue tentang kesehatan mental sedang ramai diperbincangkan oleh remaja di social media, terutama  Gen Z. Gen Z atau Generasi Z adalah sebutan untuk mereka yang lahir sekitar tahun 1996-2009. Lalu, apa sih mental health/kesehatan mental itu? Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri.

Setiap individu pasti memiliki kesehatan mental dan permasalahan hidup yang berbeda beda. Permasalahan itu meningkat selama adanya pandemi. Berbagai tekanan dirasakan, khususnya oleh gen z yang baru menginjak usia remaja dan dewasa awal. Karena selama karantina mereka menghabiskan waktu di rumah, mereka menjadi lebih peka terhadap dirinya. 

Alhasil, mereka bertanya tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada diri mereka dan kemudian mencari tahu mengenai hal hal yang dirasakan dengan kehidupannya melalui internet. Memang pada awalnya, beberapa dari mereka melakukan self-diagnose karena apa yang mereka baca di internet, dirasa sangat relate dengan kehidupannya.

Lambat laun, mereka mulai sadar dengan self-diagnose yang mereka lakukan. Mereka tahu hal itu salah karena banyaknya sosialisai tentang mental health di berbagai media, khususnya media sosial. Stigma bahwa individu yang berkonsultasi dengan psikolog adalah orang gila, mulai pudar. Banyak orang mulai melakukan konsultasi kesehatan mental kepada ahlinya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengguna aktif di berbagai platform kesehatan mental.

Pada akhrinya, Gen Z mulai sadar tentang pentingnya kesehatan mental, mereka mulai aktif melakukan sosialisasi tentang kesehatan mental dengan berbagai cara. Apa saja sih gerakan yang dilakukan Gen Z ini?

  • Banyaknya akun tentang kesehatan mental

Bisa kita lihat pada platform digital seperti Instagarm dan Twitter. Biasanya konten yang dibuat berupa tips untuk menjaga kesehatan mental, quotes sebagai reminder diri agar tidak lupa dengan adanya self-love, ataupun konten berisi kalimat kalimat yang memotivasi.

  • Diskusi tentang kesehaatan mental di beberapa platform

Twitter merupakan salahsatu social media yang digemari oleh berbagai usia dan generasi. Tidak seperti Instagram, Twitter tidak perlu mengirim gambar untuk bisa menulis sesuatu. Kelebihan ini dimanfaatkan oleh Gen Z sebagai tempat berdiskusi tentang kesehatan mental. Bagaimana cara mereka berdiskusi? 

Biasanya, mereka berdiskusi di kolom komentar sebuah tweet dari Menfess/mention confess (pesan/tweet yang dikirim secara anonim) melalui suatu Base (akun untuk membahas suatu topik tertentu). Misalnya, ada satu tweet yang muncul dari menfess salah satu base yang membahas tentang anxiety dengan hashtag wdyt (what do you think), kemudian mereka menyampaikan pendapatnya di kolom komentar, dan terjadilah diskusi.

  • Membuat campaign dengan issue mental health

Campaign bisa dalam berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan mengadakan seminar online bertema mental health dengan mengundang orang orang yang memang ahli dalam bidang tersebut seperti psikolog.

  • Dukungan emosional bagi korban pelecehan seksual

Ternyata, banyak anak di Indonesia yang menjadi korban pelecehan seksual oleh orang disektitarnya. Namun, kebanyakan dari mereka tidak sanggup menceritakan kejadian itu dan lebih memilih untuk diam karena takut terhadap respond yang akan diterimanya. Akan tetapi, setelah orang orang sadar akan pentingnya kesehatan mental, para korban mulai berani speak up tentang kejadian yang dialaminya. Lagi-lagi, twitter menjadi salah satu social media yang dipilih para korban sebagai media untuk speak up. Melalui tweet yang dibuat korban, kolom komentar penuh dengan rasa empati dan dukungan emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun