Mohon tunggu...
Nurina PS
Nurina PS Mohon Tunggu... -

26yo. Mrs.Dwiyantoro. Mom of Two. Hampir dua dasawarsa menetap di Berau. Dan satu windu nomaden Bandung-Bogor-Depok.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Anda dzolim,Pak Nurmahmudi Ismail

3 September 2015   01:03 Diperbarui: 3 September 2015   01:24 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

[caption caption="ruangan sekolah master sebelum.dibongkar"][img]https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/09/03/images-55e73705f97a6194048b456e.jpg?v=600&t=o[/img][/caption] Sabtu,29 Agustus 2015 menorehkan sejarah baru bagi Sekolah Master (Masjid Terminal) yang letaknya strategis di jantung Kota Depok. Bangunan semi permanen berupa ruang-ruang belajar yang terbuat dari kontainer kontainer itu kini sudah menyatu dengan tanah. Kasus tukar guling/ruislag sebenarnya bukanlah kasus baru. Dan hal inipun kini menimpa Sekolah Master.Isu penggusuran Sekolah Masjid Terminal (Master) yang merupakan sekolah dengan mayoritas siswa anak jalanan dan berasal dari kalangan miskin sebenarnya sudah bergulir sejak 2013. Penyebabnya adalah proyek pembangunan Terminal Depok agar terintegrasi dengan Stasiun Depok Baru. Nantinya di Terminal Depok juga akan ada bangunan komersil seperti apartemen dan pusat grosir seperti kawasan Blok M.[caption caption="sekolah master"][img]https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/09/03/images-2-55e73877f97a6125048b456b.jpg?v=600&t=o[/img][/caption]Lucunya, Pembongkaran itu dilakukan oleh Satpol PP dan ratusan anggota sebuah organisasi masyarakat (ormas)-yang tidak perlu disebutkan namanya-.Bersama pihak pengembang PT.Andhika, yang bekerja sama dengan Pemkot Depok menerjunkan setidaknya ratusan anggota ormas menggunakan seragam. Sementara satpol PP bertindak sebagai eksekusinlahan. Memang tak ada perlawanan dari pihak sekolah atas pembongkaran tersebut, karena pihak sekolah banyak mengenal sebagian anggota dari ormas-ormas tersebut.[caption caption="sekolah master pasca pembongkaran"][img]https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/09/03/egoeeyuzsw-55e738bb8d7a61e6068b4567.jpg?v=600&t=o[/img][/caption]Saya punya banyak moment manis dengan sekolah ini. Tidak lama semenjak menginjakkan kaki di kota Depok masih dengan status pengantin baru,suami yang notabene sudah terlebih dahulu menjadi relawan pengajar disana mengajak saya untuk ikut bersamanya. Berdua dengan suami tercinta,setiap minggu malam tiba,kami membelah kota depok dengan motor pinjaman dari Ustadz Ishak kala itu. Hamil anak pertama sampai usia kandungan enam bulan,saya masih terus mengajar. Hingga anak pertama kami lahir,diusianya yang menginjak empat bulan, kami boyong anak pertama kami untuk ikut ibu bapaknya mengajar di kelas. Sambil menggendongnya. Atau membiarkannnya tertidur di sela sela saya mengajar. Sampai saya akhirnya kembali "cuti" mengajar sejak hamil anak kedua.Dua tahun membersamai sekolah Master.[caption caption="sekolah master pasca pembongkaran"][img]https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/09/03/egoeeyuzsw-55e738bb8d7a61e6068b4567.jpg?v=600&t=o[/img][/caption]Masih terus teringat dalam benak bagaimana saya harus membiarkan anak anak kecil tanpa alas kaki itu ikut menyaksikan saya mengajar di kelas. Melihat proyektor bersinar,mata mereka berbinar. Anak anak yang tidurnya berselimutkan malam,beratapkan gemintang,dan beralaskan kardus tanpa dipan. Anak anak yang terpancar senyum kebahagiaan padahal belum tentu malam itu perut mereka kenyang.Ah Pak Nurmahmudi Ismail, anda ini berhasil menghadiahi duri duri bagi 1867 siswa-siswi Master yang sedang menempuh sekolah tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan SMA. Kini, ribuan siswa itu terancam tak bisa sekolah lantaran tak ada lahan pengganti ataupun alternatif relokasi.Dan selamat sekali lagi Pak Nurmahmudi Ismail, dzolimnya anda membuat pilu anak anak dan adik adik kami di detik detik terakhir anda memimpin kota ini. Sebaiknya segeralah anda pensiun dan berjualan belimbing sajalah. Tak patut anda mengurusi urusan keummatan yang nafas nafasnya bahkan hanya berjarak beberapa langkah saja dari baliho wajah Anda yang segede gaban yang saban hari nampang di perempatan lampu merah kota.#SaveMaster.Ditulis oleh Nurina Purnama Sari,seorang ibu rumah tangga yang dua tahun menjadi Relawan Pengajar Master.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun