Mohon tunggu...
Nuril Ichsanul Latifah
Nuril Ichsanul Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 UIN Sunan Ampel Surabaya

suka drama korea, suka makan, suka make-up dan tentunya suka kamu..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Infrastruktur ke Industrialisasi: Bandara Juanda dalam Kerangka Teori Rostow

14 Februari 2025   13:20 Diperbarui: 14 Februari 2025   13:18 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renovasi Bandara Juanda dilihat dari depan (Sumber: Yulaika Ramadhani /Maya Saputri)

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Infrastruktur yang baik tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat tetapi juga meningkatkan daya saing ekonomi, mempercepat distribusi barang dan jasa, dan membuka peluang investasi baru. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah memprioritaskan pembangunan dan modernisasi berbagai infrastruktur transportasi, termasuk bandara. Bandara Internasional Juanda Surabaya yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan salah satu contoh nyata dari transformasi infrastruktur transportasi yang berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi.

Tahap Traditional Society, dimana sebelum pembangunan Bandara Juanda, wilayah sekitar Sidoarjo didominasi oleh pertanian dan ekonomi konvensional. Perdagangan sederhana, perikanan, dan pertanian adalah sumber daya utama masyarakat. Dengan infrastruktur transportasi yang terbatas, moda transportasi utama adalah jalur darat dan laut. Mobilitas masyarakat sangat bergantung pada teknologi kuno dan kondisi geografis, dan transportasi udara masih sangat baru. Tidak ada rencana untuk membangun bandara modern sebagai pusat transportasi udara saat ini. Karena kurangnya diversifikasi ekonomi dan kurangnya investasi dalam infrastruktur, pertumbuhan industri dan perdagangan internasional masih sangat terbatas.

Tahap Preconditions for Take-Off, Pentingnya infrastruktur modern untuk mendukung pertumbuhan ekonomi telah meningkat. Pada akhir 1950-an, pemerintah Indonesia menyadari bahwa sistem transportasi udara yang lebih baik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sipil dan militer. Dalam situasi seperti ini, terpikir untuk membangun Bandara Juanda Surabaya yang ada di kawasan Sidoarjo, yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan dan industri penting di Jawa Timur. Pembangunan bandara dimulai pada tahun 1959 dengan dukungan pemerintah dan investasi dalam infrastruktur. Meskipun awalnya dibangun untuk Angkatan Laut, itu juga dirancang untuk mendukung penerbangan komersial. Pembangunan ini menunjukkan perubahan struktur ekonomi, di mana sektor non-agraris seperti industri dan jasa mulai berkembang.

Pada tahap ini, investasi asing dan domestik mulai masuk untuk membangun fasilitas pendukung seperti jalan raya dan jaringan komunikasi. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya konektivitas udara, yang akan mendorong perbaikan sistem transportasi, telah meningkatkan kesadaran masyarakat. Infrastruktur ini memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan memudahkan mobilitas masyarakat. Dengan fondasi ini, Bandara Juanda siap memulai langkah berikutnya menuju pengembangan dan modernisasi.

Bandara Juanda bukan hanya sarana transportasi udara tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang menghubungkan Surabaya dan wilayah sekitarnya dengan berbagai wilayah di Indonesia dan dunia internasional. Sejak dibuka pada tahun 1964, telah mengalami berbagai tahap pengembangan dan renovasi untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanannya. Perubahan ini dapat dilihat dari sudut pandang teori pertumbuhan ekonomi Rostow.

Menurut teori Rostow, pembangunan dan renovasi Bandara Juanda mencerminkan tahap awal dari kemajuan ekonomi di Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan. Semakin canggihnya infrastruktur bandara mendorong pertumbuhan konektivitas, efisiensi perdagangan, dan pertumbuhan industri dan jasa. Perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi semakin jelas karena jumlah penumpang dan barang yang melewati Bandara Juanda semakin meningkat. Sebagaimana dijelaskan dalam teori Rostow, modernisasi bandara dalam hal fasilitas, kapasitas, dan teknologi menunjukkan bahwa negara tersebut telah memasuki fase kedewasaan ekonomi.

Tahap take-off, di mana suatu negara atau negara bagian mulai mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pada saat ini, investasi, industrialisasi, dan pembangunan infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi meningkat pesat. Sejak didirikan, Bandara Juanda telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Surabaya dan wilayah sekitarnya. Peran Bandara Juanda sebagai salah satu bandara tersibuk di Indonesia terus meningkat seiring dengan jumlah penumpang dan kargo yang dilayani. Berkat keberadaan Bandara Juanda, industri manufaktur, perdagangan, dan pariwisata berkembang pesat. Bandara Jawa Timur memungkinkan banyak perusahaan nasional dan internasional untuk berinvestasi di sana. Selain itu, berkat lebih banyak pilihan yang tersedia bagi pengunjung domestik dan asing, sektor pariwisata juga berkembang pesat. Semua hal ini menunjukkan bahwa Bandara Juanda telah memainkan peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah Sidoarjo dan sekitarnya.

Kapasitas Bandara Juanda terus diperluas dan ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo, Surabaya dan Jawa Timur. Diversifikasi industri, peningkatan teknologi, dan modernisasi infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi ekonomi menandai fase drive to maturity dalam teori Rostow. Proses transformasi Bandara Juanda ditunjukkan oleh berbagai inisiatif renovasi dan ekspansi yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai salah satu hubungan transportasi udara terkemuka di Asia Tenggara.

Penggunaan teknologi canggih dalam pengelolaan dan operasional bandara adalah salah satu indikator utama dari tahap menuju kedewasaan (drive to maturity). Untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi dampak lingkungannya, Bandara Juanda telah menerapkan berbagai inovasi teknologi, seperti sistem otomatisasi pelayanan penumpang dan sistem manajemen kargo berbasis digital. Tujuan perluasan landasan pacu dan pengembangan terminal baru adalah untuk meningkatkan kapasitas bandara untuk menerima lebih banyak penerbangan dan penumpang. Saat ini, ekonomi semakin bergantung pada sektor primer dan sekunder dan semakin bergantung pada sektor tersier, seperti perdagangan internasional dan jasa. Dengan menyediakan fasilitas yang mendukung pertumbuhan bisnis di sekitar bandara, seperti kawasan komersial, hotel, dan pusat logistik, Bandara Juanda mendukung tren ini.

Tahap Age of High Mass Consumption, Dalam era konsumsi massal yang meningkat, Bandara Juanda telah berkembang menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia. Infrastruktur bandara menjadi lebih canggih dengan berbagai fasilitas canggih untuk melayani jumlah penumpang yang terus meningkat, baik domestik maupun internasional. Bandara ini tidak hanya berfungsi sebagai hubungan transportasi udara tetapi juga berfungsi sebagai katalisator ekonomi, mendorong perdagangan, investasi, dan pariwisata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun