Mohon tunggu...
Nuril Nuzulia
Nuril Nuzulia Mohon Tunggu... Dosen

Traveler

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wajib Tembus Scopus: Antara Tekanan dan Tantangan Mahasiswa Doktoral

27 Juli 2025   17:21 Diperbarui: 27 Juli 2025   17:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis itu bukan soal selesai, tapi soal bertahan  (Sumber: https://penerbitdeepublish.com)

Dalam beberapa tahun terakhir kebijakan akademik di sejumlah perguruan tinggi Indonesia baik negeri maupun swasta telah menetapkan satu syarat tambahan yang tidak ringan bagi para mahasiswa S3 yakni publikasi artikel di jurnal bereputasi internasional terindeks Scopus sebagai prasyarat ujian disertasi atau kelulusan program doktor.

Bagi sebagian mahasiswa doktoral terutama yang tengah berjuang menyelesaikan studi di tengah kesibukan kerja dan kehidupan keluarga syarat ini bukan hanya tantangan akademik tetapi juga menjadi tekanan psikologis dan finansial.

Kebijakan ini sejalan dengan dorongan globalisasi akademik dan tuntutan peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia yang ingin menempatkan universitas dalam peta riset internasional. Scopus sebagai salah satu database publikasi ilmiah terbesar di dunia dianggap menjadi tolok ukur kredibilitas dan kontribusi ilmiah seseorang di tingkat global.

Namun dalam praktiknya kebijakan ini tidak mudah dijalankan secara merata dan adil. Tidak sedikit mahasiswa doktoral yang menghadapi berbagai hambatan seperti:

  • Biaya publikasi yang bisa mencapai puluhan juta rupiah

  • Penolakan dari jurnal bereputasi karena standar editorial yang tinggi

  • Lamanya proses review yang bisa menghambat proses kelulusan

  • Serta keterbatasan pembimbing dan institusi dalam memberi pendampingan menulis artikel ilmiah berstandar internasional

Salah satu mahasiswa doktoral di sebuah universitas negeri di Jawa Timur mengaku, "Menulis disertasi saja sudah kompleks, tapi harus tembus Scopus dulu baru boleh ujian? Ini bukan lagi akademik murni tapi pertarungan stamina dan finansial."

Di sisi lain beberapa dosen promotor menyambut baik kebijakan ini karena memaksa mahasiswa untuk lebih serius meneliti dan menyusun artikel yang layak publikasi. "Toh mereka doktor, bukan sekadar lulusan," ujar salah satu guru besar dari kampus ternama di Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun