Mohon tunggu...
nuri aryati
nuri aryati Mohon Tunggu... -

Tujuh tahun menginduk di sebuah penerbitan, kecintaannya pada budaya Indonesia membuatnya memilih menjadi penulis lepas tentang budaya disela kesibukan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dandim Sukoharjo, Bekerja dengan Hati Berbuah Pin Emas

2 November 2015   13:11 Diperbarui: 2 November 2015   13:25 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dandim saat Talkshow dalam rangka kesertaan grup Kartika Yudha Laras (grup Kodim) dalam International Rain Festival (Festival Hujan Internasional) 2015 lalu"][/caption]"Berbuat yang terbaik dan bekerja dengan hati," itulah prinsip yang dipegang oleh Dandim 0726 Sukoharjo, Letkol (Inf) Riyanto, SIP. Di usianya yang ke 43, lelaki kelahiran Gombong ini barusaja menerima pin emas tanda prestasi dari Kementerian Pertanian.

“Sejak ada MOU Kementrian dengan Angkatan Darat, seluruh Kodim juga terlibat dalam kegiatan ketahanan pangan,” ujar suami dari Nanik Ari Purwanti ini. Kodim Sukoharjo yang digawanginya menjadi juara I dalam kriteria penilaian Inovasi.  Pihaknya mengembangkan pertanian modern.

Ketika pemerintah Jokowi memberikan bantuan berupa mesin pembajak sawah dan penanam padi, pihaknya melakukan inovasi berupa “penghapusan batas lahan”. Jadi, paparnya, setiap pemilik lahan tetap membawa sertifikat tanah mereka, tetapi tanah itu batas-batasnya  dihapus sehingga menjadi lahan yang luas dan memudahkan operasional mesin pertanian.

Dengan cara ini pula beberapa keuntungan diperoleh yaitu tidak adanya hama tikus, sebab pematang sawah dimana mereka biasa membuat sarang, kini  tidak ada lagi. Lahan garap juga menjadi lebih luas karena yang semula pematang sawah kini  menjadi sawah.

Pihaknya juga menghilangkan kelangkaan pupuk di wilayah Sukoharjo serta mensinergikan pihak-pihak yang terkait dengan pertanian. “Tantangan terberatnya di penghapusan kepemilikan lahan,” papar mantan anggota korps bergengsi Kopassus ini.

Meskipun kepemilikan lahan dihapus, namun mereka tetap memegang sertifikat tanahnya masing-masing dan mendapatkan haknya. Ketika panen maka pembagian keuntungan dilakukan berdasarkan kepemilikan lahan. Pengerjaan lahan, lanjutnya dilakukan secara berkelompok dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) terutama di Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari.

Tidak melulu lahan yang dikerjakan, namun mereka secara bersamaan juga mengelola ternak sapi dan memfungsikan alat pertanian ketika sudah selesai untuk mengelola lahan mereka. Atas inovasi ini, lanjut Dandim yang murah senyum ini, maka pola ini oleh Mentan akan dijadikan percontohan dan akan diterapkan ke seluruh Indonesia. (nuri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun