Mohon tunggu...
Nur Halimah
Nur Halimah Mohon Tunggu... Penulis

Beberapa karyanya terbit dalam ebook antologi. Cerpennya berjudul Tragedi Sapi Gila terbit dalam Antologi Cerpen Ebullience (Contains 25 Short Stories) yang merupakan TOP 25 karya terbaik ASEAN Writing Short Story Competition prospace.id.

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengungkap Realita Pahit-Manis Orang Tuli dan Teman Tuli di Korea Selatan Melalui Film Hear Me: Our Summer (2024)

17 April 2025   08:33 Diperbarui: 18 April 2025   11:09 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber: Instagram.com/rohyoonseo)

‎

HEAR Me: Our Summer merupakan comfort movie yang sangat menenangkan hati. Bercerita tentang susah-senangnya hidup sebagai orang tuli dan teman tuli di Korea Selatan, film ini membawa angin segar dalam dunia perfilman Korea Selatan dengan memberi experience unik bagi seluruh penontonnya. Jika diibaratkan warna, Anda akan menyebut bahwa film ini berwarna putih, biru langit, hijau daun, dan kuning pastel. Kelembutan color grading pada setiap scene tentu menjadi salah satu alasan mengapa karya ini dapat dikategorikan sebagai comfort movie. Penciptaan transisi tiap shot dalam karya layar lebar ini juga membuat penikmat film mampu melontarkan pujian. Selain 'nyaman' secara visual, film ini juga membawakan alur penceritaan dengan sangat lembut. Tidak banyak instrumen suara atau musik di dalamnya, tetapi Anda tetap dapat merasakan sisi emosional dari film tersebut.

‎

Poster Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber: Instagram.com/rohyoonseo)
Poster Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber: Instagram.com/rohyoonseo)

‎Film berdurasi 1 jam 49 menit ini merupakan adaptasi dari Film Taiwan berjudul Hear Me yang tayang pada tahun 2009. Dengan kisah yang sama, film Hear Me: Our Summer resmi rilis di bioskop Korea Selatan pada 6 November 2024. Film ini kemudian tayang di bioskop CGV dan Cinepolis Indonesia pada awal tahun 2025. Dengan alur penceritaan yang apik, film ini mencoba merepresentasikan perasaan seorang teman tuli yang jatuh cinta dengan wanita tuli. Yong Jun yang diperankan oleh aktor tampan Hong kyung, bekerja sebagai pengantar makanan dari usaha restauran yang dikelola oleh orang tuanya. Ketika mengantarkan pesanan ke sebuah gedung pelatihan renang, Yong Jun jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yo-Reum. Dalam bahasa Korea, Yo Reum (여름) berarti musim panas (Summer). Peran ini dimainkan dengan sangat baik oleh Noh Yoon Seo, aktris cantik yang sudah wara-wiri di industri layar lebar dan drama televisi Korea Selatan. Pada adegan jatuh cinta pandangan pertama, Yoreum saat itu tengah mendampingi saudara perempuannya, Ga-Eul, yang diperankan oleh Kim Minju, berlatih renang untuk memasuki ajang olimpiade. Momen itu menjadi awal kisah percintaan pahit-manis antara Yong Jun dan Yoreum. Dalam pengejawantahan kisah romansa keduanya, ada beberapa hal menarik yang dibahas dalam film ini.

Yong Jun dan Yoreum dalam Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber: Instagram.com/bluecages)
Yong Jun dan Yoreum dalam Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber: Instagram.com/bluecages)

‎1. Penyandang disabilitas juga memiliki bakat

‎Ga Eul, seorang tuli yang memiliki kesulitan dalam mendengar dan berbicara, terus mengasah keahliannya sebagai atlet renang. Ga Eul tergabung dalam sebuah kelompok atlet renang khusus orang tuli. Meskipun ia tidak bisa bekerja secara formal dengan kondisi yang demikian, Ga Eul tetap produktif dengan menjalani hidup sebagai seorang atlet.

‎2. Bahasa tiap negara memiliki teknik bahasa isyarat yang berbeda

‎Yoreum mempelajari bahasa isyarat lewat kelas khusus yang di dalamnya terdapat pelajaran bahasa Isyarat untuk bahasa Inggris. Yoreum mengaku pada Gaeul bahwa bahasa Isyarat Korea sangat berbeda dengan bahasa isyarat untuk English. Yoreum mengatakan bahwa perbedaan keduanya sangatlah rumit.

‎3. Pekerjaan mulia Yoreum sebagai Juru Bahasa Isyarat di siaran televisi

‎Demi menyambung hidup bersama Ga eul, Yoreum bekerja paruh waktu sebagai Juru Bahasa Isyarat untuk siaran televisi. Pekerjaan mulia yang sudah eksis di Korea Selatan sejak awal tahun 2000-an ini dilakoni Yoreum dengan sangat baik. Film ini bahkan mencoba menjelaskan bahwa Yoreum sangat mendedikasikan hidupnya untuk keberlangsungan hidup orang tuli.

‎4. Diskriminasi yang diterima tuna rungu

‎Terdapat scene yang merepresentasikan diskriminasi orang biasa terhadap orang-orang tuli di wilayah gedung renang. Ruang kolam renang yang dibuka untuk umum itu diceritakan hendak dipakai juga oleh anak-anak sekolah yang ingin latihan renang. Namun para orang tua memojokkan para atlet renang yang merupakan orang tuli dengan melakukan kekerasan secara verbal. Para orang tua tidak mau bernegosiasi dengan baik perihal penggunaan kolam renang tersebut.

‎Tidak hanya itu, diskriminasi ini juga direpresentasikan melalui sikap orang biasa yang dengan seenak hati parkir mobil di parkiran khusus penyandang disabilitas. Hal ini memang kerap ditunjukkan dalam karya-karya film dan drama korea lainnya. Lantas, film ini mencoba menyuarakan kembali kegelisahan penderita tuna rungu secara eksplisit.

‎5. Dunia terasa sepi

‎Yong Jun sebagai teman tuli yang peduli dengan orang-orang tuli, mencoba memasuki dunia tanpa suara. Dalam hal ini, Yong Jun memberi gambaran tentang betapa berpengaruhnya dunia tanpa suara terhadap kekacauan yang terjadi di kehidupan bermasyarakat. Terutama dalam aktivitas lalu lintas. Yong Jun juga merepresentasikan bahwa orang tuli seolah hidup di dunia yang berbeda. Dunia begitu sepi tanpa suara, lantas bagaimana bisa mereka hidup sambil tersenyum?

‎

Kedekatan Hong Kyung dan Roh Yoonseo ketika syuting Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber:Instagram.com/rohyoonseo)
Kedekatan Hong Kyung dan Roh Yoonseo ketika syuting Film Hear Me: Our Summer (2025) (sumber:Instagram.com/rohyoonseo)

‎Karya yang disutradarai oleh Cho Sun-Ho dan diproduseri oleh Yang Soo-Jung ini merupakan salah satu comfort movie paling reccommended di awal tahun 2025. Penyajian visual yang apik nan lembut, membuat film ini mendapat respon positif dari para seniman dan masyarakat Korea Selatan secara umum. Bahkan dapat dikatakan bahwa film ini mampu mengangkat isu serius dengan cara yang sangat halus. Pergulatan emosional dalam keadaan yang sunyi benar-benar memberikan experience yang unik bagi penonton.

‎Kamu sudah nonton film ini belum?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun