Stoicism mengingatkan: "Suwung ing pamrih, rame ing gawe" -- artinya ikhlas tanpa pamrih, tetapi giat dalam bekerja. Prinsip ini membentuk mentalitas mahasiswa yang tidak sekadar mengejar gelar, melainkan bertransformasi menjadi sarjana berintegritas.
Stoicism dalam Kehidupan Mahasiswa
Penerapan Stoicism dalam dunia akademik sangat relevan. Beberapa contohnya:
- Saat menghadapi ujian: Fokus pada usaha belajar (virtue), bukan pada ketakutan gagal (fortuna).
- Saat menghadapi kritik dosen: Mengendalikan emosi, mengambil pelajaran dari kritik, bukan merasa terhina.
- Saat ada perbedaan pendapat: Menahan diri, mendengar dengan sabar, dan mencari titik temu secara rasional.
- Saat merasakan kegagalan: Tidak terjebak dalam kesedihan berlebihan, tetapi menggunakannya sebagai motivasi untuk bangkit.
Dengan cara ini, Stoicism membantu mahasiswa menjadi pribadi yang kuat, resilien, dan tidak mudah rapuh menghadapi tekanan akademik maupun sosial.
Transfigurasi Diri Menjadi Sarjana Berbahagia
Transfigurasi diri berarti transformasi batin yang mendalam. Dengan mempraktikkan Stoicism, mahasiswa akan:
- Menjadi pribadi yang mampu mengendalikan diri.
- Tidak tergantung pada hal-hal eksternal.
- Mampu memaknai penderitaan sebagai guru kehidupan.
- Menjalani hidup akademik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Kebahagiaan yang dicapai bukan sekadar kesenangan sesaat, melainkan ketenangan batin dan kebajikan. Inilah sarjana yang unggul, profesional, sekaligus bahagia sebagaimana visi Universitas Mercu Buana.
Kesimpulan
Stoicism bukan sekadar teori filsafat kuno, melainkan jalan praktis untuk hidup bahagia di tengah realitas yang penuh tantangan. Dengan membedakan virtue dan fortuna, melatih askesis, serta mengasah phronesis, mahasiswa dapat menempuh transfigurasi diri yang sejati.
Seorang sarjana yang berbahagia bukanlah yang bebas dari penderitaan, tetapi yang mampu menghadapi hidup dengan kebijaksanaan dan integritas. Dengan demikian, etika Stoicism menjadi fondasi penting untuk menjadikan diri sebagai sarjana unggul, profesional, sekaligus manusia berbahagia.