Mohon tunggu...
Nurfauziyah 17160014
Nurfauziyah 17160014 Mohon Tunggu... Mahasiswa - bontang kaltim

cheer up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini

9 Mei 2021   22:30 Diperbarui: 9 Mei 2021   22:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak orang yang beranggapan bahwa kreatifitas adalah bawaan anak sejak mereka lahir, yang dimiliki atau tidak dimiliki anak. Namun kenyataannya, kreatifitas lebih berhubungan dengan keterampilan dari pada bakat bawaan dan orang tua dapat berperan untuk mengembangkan kreatifitas anak.

Kreatifitas lebih dari sekedar memilih warna untuk lukisan atau melipat kertas untuk menjadi hiasan. Kreatifitas merupakan cara berpikir, pemecahan masalah, dan juga penerapan pengetahuan. Sejak awal kelahiran bayi sudah mengenal perbedaan, warna, bunyi, dan gerakan. Anak usia dini merupakan masa-masa paling kreatif sepanjang masa, oleh karenanya peran orang tau sangat berarti untuk mengasah kreatifitas anak.

Dalam KBBI kreatif adalah suatu kemampuan untuk dapat menciptakan atau daya cipta, kreativitas tersebut juga dapat bermakna ialah sebagai kreasi terbaru dan juga orisinil yang tercipta, sebab kreativitas merupakan suatu proses mental yang unik untuk dapat mengahasilkan suatu yang baru, berbeda serta juga orisinil. Kreativitas adalah aktivitas atau kegiatan otak yang teratur komprehensif, imajinatif yang mengarah pada suatu hasil yang orisinil.

James J. Gallagher mengatakan bahwa "Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and products, in fashion that is novel to him or her " (kreatifitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau pun produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).

Menurut Supriadi kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya supriadi juga menambahkan bahwa kreatifitas merupakan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

Sri Utami Munandar, guru besar Fakultas  Psikologi Universitas Indonesia, konsep dan pengembangan kreativitas bisa dilakukan dengan bertitik tolak pada apa yang ia namakan pendekatan 4 P, yakni pribadi, pendorong, proses dan produk. Aspek pribadi menekankan pada pemahaman anak adalah pribadi yang unik. Oleh karenanya, pendidik haruslah menghargai bakat dan minat yang khas dari setiap anak. Itu berarti, anak perlu diberi kesempatan dan kebebasan mewujudkannya. Kreativitas juga dapat ditinjau dari aspek pendorong, yakni suatu  kondisi yang memungkinkan anak berprilaku kreatif. Sedangkan kreativitas sebagai proses lebih menekankan pada pemahaman kemampuan  anak menciptakan sesuatu yang baru, paling tidak menemukan hubungan-hubungan jawaban antar berbagai unsur. Ketiga aspek inilah akhirnya yang menentukan kualitas produk kreativitas.

Mendefinisikan kembali problem, secara esensi adalah pelepasan orang itu sendiri dari belenggu pikirannya. Proses ini adalah bagian dari sintetik berpikir kreatif, yaitu bertanya dan menganalisis asumsi. Orang kreatif mempertanyakan asumsi dan secepatnya memimpin orang lain melakukan hal yang sama itu. Mempertanyakan  asumsi adalah bagian melibatkan berpikir analisis kreativitas. Dengan tidak berasumsi bahwa ide kreatif menjual diri mereka, murid-murid membutuhkan belajar bagaimana mempengaruhi orang lain menyangkut nilai dari gagasan mereka. Menjual ini bagian aspek praktikal dari berpikir kreatif.   Mendorong menghasilkan ide. Orang kreatif mendemonstrasikan gaya berpikir seorang suka menghasilkan ide. Murid membutuhkan pengetahuan banyak ide agar lebih baik dari yang lain. Guru dan murid harus bekerjasama mengidentifikasi dan mengenal aspek kreatif dari ide yang dihadirkan.

Mengenal pengetahuan sebagai dua tepi pedang dan sesuai aksi. Murid-murid dikenalkan dengan proses belajar dua arah, berpusat pada guru dan murid. Guru mempunyai banyak cara belajar dari siswa seperti mereka juga harus belajar darinya. Mendorong siswa mengidentifikasi dan mengatasi rintangan. Kreativitas berlangsung lama, agar nilai atau ide kreatif dikenal dan dihargai.   Mendorong berpikir sehat untuk mengambil resiko. Apakah mengatasi rintangan itu harus berakhir? Kapankah menanggung resiko itu sebagai salah satu yang disadari bahwa diantara mereka tidak akan bekerja. Itulah harga kerja kreatif    Mendorong toleransi ambigu. Mendorong tolerasi ambigu berupa baik dan buruk. Termasuk pemikiran, dan perbuatan mempunyai dua dimensi hitam-putih. Membantu siswa membangaun (keyakinan meraih sukses) self efficacy. Semua siswa mempunyai kapasitas berkreasi terhadap pengalaman, kelompok yang menyanangkan membuat sesuatu yang baru. Caranya pertama memberi dasar yang kuat untuk reativitas. Membantu siswa menemukan cinta terhadap perbuatannya. Menemukan apa yang dicintainya untuk dikerjakan.

Mendorong siswa melakukan penampilan kerja yang bagus. Mengajarkan siswa pentingnya menunda kepuasaan. Bagian dari berbuat kreatif itu berarti mengerjakan sesuatu yang penting dikerjakan dalam suatu proyek dalam jangka waktu yang lama, tanpa cepat-cepat berharap mendapatkan hadiah (reward). Memelihara lingkungan agar secepatnya kreatif. Meskipun sering memperoleh sukses atau didalamnya membuat kesalahan, maka sekolah seringkali tidak memaafkan. Selayaknya bisa selesai pada waktu itu. Dari nilai yang ditanam, maka seorang kreatif membeli rendah dengan menghadirkan ide unik dan mencoba meyakinkan, meningkatkan kesadaran nilai yang ditanamkan kepada orang lain. Orang kreatif menjual tinggi hilangnya ide dan berubah ke ide lain. Tipikal kreatif menginginkan orang lain mencintai ide mereka. Tetapi sorak-sorai segera secara umum terhadap ide, biasanya bukanlah indikasi partikel kreatif. Kreatif ialah banyaknya memutuskan suatu sikap dalam ruangan hidup yang berkenaan pada kemampuan. Kreatif sering ditemukan pada anak-anak kecil  muda, sebelum umur 7-8 tahun, tetapi  sangat sukar ditemui pada anak-anak kecil tua dan remaja sebab potensi kreatifnya telah ditekan oleh sosial mendorong kompromi intlektual.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun